Baptisan Air

Oleh: Pdt. Samuel T. Gunawan, M.Th

Arti dan Ketetapan Baptisan Air

Kata baptisan berasal dari kata Yunani Baptizo, Bapto, dan Baptisma yang berarti menutupi sesuatu dengan cairan atau mencelupkan sesuatu ke dalam cairan dan kemudian mengeluarkannya lagi. Baptisan air ditetapkan oleh Kristus sendiri (Matius 28:19,20; Markus 16:15,16). Amanat Kristus ini dikerjakan oleh Para Rasul setelah kedatangan Roh Kudus (Kisah Para Rasul 2:41; 8:12,38; 9:18; 10; 48; 16:15,33; 18:8).

Perbedaan Baptisan Air dari Baptisan Roh Kudus

Baptisan Roh juga berbeda dari baptisan air. (1) Baptisan Roh Kudus adalah pengalaman penerimaan Roh Kudus pada saat seseorang diselamatkan atau lahir baru, yaitu sesudah bertobat dan percaya kepada Yesus.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Petrus dalam Kisah Para Rasul 2:38, "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus”. Sedangkan baptisan air adalah tanda inisiasi bahwa telah bertobat menerima kelahiran baru (Matius 3:11). (2) Baptisan Roh Kudus menempatkan orang percaya ke dalam tubuh Kristus yang tidak kelihatan, disebut keanggotaan gereja universal (1 Korintus 12:3); sedangkan baptisan air merupakan upacara (inisiasi) masuk kedalam keanggotaan tubuh Kristus yang kelihatan, disebut keanggotaan gereja lokal. Baptisan Roh Kudus menunjukkan karya pemeteraian “hidup baru” oleh Roh Kudus dan bersifat permanen (Efesus 1:13) sedangkan baptisan air adalah kesaksian bahwa orang tersebut telah dimeteraikan dan menerima hidup baru (Roma 6:3-6). Baptisan Roh Kudus tidak dilakukan berdasarkan pilihan dari manusia melainkan berdasarkan suatu keputusan sepihak dari Allah Bapa dan Tuhan Yesus sendiri; sedangkan baptisan air dilakukan melibatkan keputusan dan pilihan manusia. Berdasarkan pengertian ini, maka baptisan air dilakukan setelah lahir baru (diselamatkan) yaitu setelah percaya dan bertobat (Kisah Para Rasul 2:4,33,37-41). Baptisan Roh Kudus dilakukan oleh Kristus dan Roh Kudus sendiri; sedangkan baptisan air dilakukan oleh manusia. (bandingkan Matius 3:11).

Makna Baptisan Air

Baptisan air oleh sebagian orang telah dianggap sebagai anugerah yang menyelamatkan atau syarat keselamatan. Alkitab tidak mengajarkan demikian, sebaliknya Alkitab menunjukkan bahwa baptisan air bukanlah anugerah yang menyelamatkan atau pun syarat keselamatan (1 Korintus 1:17). Baptisan air itu penting tetapi bukanlah syarat keselamatan. Makna Baptisan air adalah: (1) Baptisan air adalah tanda (kepada) pertobatan (Matius 3:11); (2) Tanda ketataan kepada perintah Tuhan, bahwa seseorang telah lahir baru atau telah diselamatkan (Matius 28:18,19); (3) orang percaya yang telah lahir baru (atau dibaptis Roh Kudus), telah bersatu dengan Kristus dalam kematian dan kebangkitanNya, dan secara simbolik persatuan tersebut ditunjukkan melalui peristiwa baptisan air (Roma 6). (4) Baptisan air merupakan upacara (inisiasi) masuk kedalam keanggotaan tubuh Kristus yang kelihatan, disebut keanggotaan gereja lokal. (5) Baptisan air adalah kesaksian bahwa orang tersebut telah dimeteraikan dan menerima hidup baru dan mengambil bagian dalam kematian dan kebangkitan Kristus (Roma 6:3-6). (6) Baptisan juga menandakan bahwa seseorang menjadi pengikut atau murid Kristus yang sah (Matius 28:19,20).

Persyaratan dan Bukti Legal Baptisan Air

1. Baptisan air dilakukan melibatkan keputusan dan pilihan manusia. Berdasarkan pengertian ini, maka baptisan air dilakukan setelah lahir baru (diselamatkan) yaitu setelah percaya dan bertobat (Kisah Para Rasul 2:4,33,37-41). Untuk dibaptis air seseorang harus diajar (Matius 28:19), bertobat (Kisah Para Rasul 2:38), dan memiliki iman (Kisah Para Rasul 2:41; 8:12; 18:12; Galatia 3:26,27).

2. Dasar atau fondasi dari legal (sah) atau tidaknya suatu baptisan air adalah: (1) Yang akan menerima baptisan air itu adalah orang yang sudah percaya Yesus Kristus sebagai Tuhan dan penebus, yaitu mereka yang sudah dilahirbarukan oleh Roh Kudus, dan masuk dalam “kovenan” anugerah. (2) Baptisan air (tidak masalah selam atau percik), harus dilakukan dalam nama Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus, yang menjadikan upacara itu kudus. Jika kedua syarat ini telah dipenuhi, maka tidak perlu ada pengulangan baptisan.

Cara Pembaptisan

Saat ini terdapat tiga cara untuk membaptis orang yaitu: dipercik, dituangkan, dan diselamkan. Pada umumnya orang setuju bahwa istilah dibaptis berarti dicelupkan, sehingga baptisan dengan cara diselamkan paling cocok dengan makna istilah ini. Selanjutnya praktik baptisan gereja perdana juga mendukung baptisan selam. Kemudian penyatuan dengan penyaliban, kematian, penguburan dan kebangkitan Kristus paling cocok dilambangkan dengan cara diselamkan, dimana baptisan air menyibolkan bahwa orang itu sudah dibaptis oleh Roh kedalam tubuh Kristus atau sudah diselamatkan (Roma 6:3-6; Bandingkan Markus 1:10; Kisah Para Rasul 8:38,39). Tentunya ada pertimbangan-pertimbangan tersendiri yang mengizinkan dilaksanakannya baptisan dengan percik atau dituangkan.