Disiplin Pikiran

Oleh: Nikodemus Rindin
Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka. Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran.
Efesus 4:17-19



Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus. Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus, yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
Efesus 4:20-24

Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. Roma 8:5.

Berdasarkan bacaan Efesus 4:17-24 dan Roma 8:5, maka dapat dibedakan manusia lama dan manusia baru. Orang yang hidup di dalam daging akan memikirkan hal-hal yang berupa kedagingan semata, sementara orang yang hidup dalam pembaharuan roh dan pikiran, mereka akan menghidupi kehidupan dengan memikirkan hal-hal yang dari Roh.

Kaisar Romawi, Marcus Aurelius mengatakan, “Kehidupan manusia ialah bagaimana mereka memikirkannya” dan Simon Chan berkata, “Orang Kristen modern tidak kurang 'relevansinya'
dengan dunia ini. Kekurangan mereka adalah kehidupan yang disiplin dan pikiran yang kritis untuk melawan pencobaan-pencobaan yang telah mengubahnya menjadi seperti yang orang-orang dunia pikirkan dan lakukan.”

Pikiran manusia itu luar biasa, tiada taranya di dalam dunia, sebab memang manusia diciptakan seperti Allah (menurut gambar dan rupa Allah Kej 1:26), namun dibandingkan dengan Sang Pencipta, manusia tetap terbatas. Memang dengan pikirannya manusia sanggup menciptakan hasil karya yang luar biasa mengagumkan. Manusia mampu membuat pesawat terbang, kapal laut, mobil, listrik, komputer, mesin fotocopy, listrik, robot dan berbagai teknologi lainnya. Manusia mampu membuat musik-musik yang sangat indah dan lukisan-lukisan yang luar biasa bagusnya. Yang dalam kesemuanya itu kita hanya bisa terkagum-kagum melihat kecerdasan manusia.

Dalam buku ”Aladdin Factor” karya Jack Canfield dan Mark Victor Hansen (yang juga menulis ”Chicken soup for the soul”) disebutkan bahwa setiap hari manusia memiliki 60.000 ide dalam pikirannya. Tapi berita baiknya, pikiran manusia terbatas, karena hanya bisa memikirkan satu hal dalam satu saat tertentu. Manusia tidak bisa memikirkan hal yang senang, sekaligus memikirkan kesedihan.

Meskipun manusia mampu menciptakan segala sesuatu yang luar biasa dan memiliki banyak ide dalam pikirannya, Alkitab tetap memanggil semua orang percaya untuk mengarahkan pikiran kepada Kristus bukan kepada pikiran kedagingan dunia ini. Paulus berkata bahwa sebagai anak Tuhan mereka harus “menawan segala pikiran dan menaklukkannya pada Kristus.” Mengapa perlu ditawan? Agar apa yang dipikirkan berisikan semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci , semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu (Fil. 4:8).

Disiplin pikiran adalah langkah yang nyata dalam “menawan segala pikiran” untuk mengubah setiap rutinitas pikiran yang ada menjadi menjadi memikirkan hal-hal yang mengalirkan suatu kuasa. Dallas Willard mengatakan bahwa: "Disiplin adalah setiap aktivitas yang ada di bawah kuasa kita untuk kita lakukan, yang memampukan kita untuk melakukan apa yang tidak dapat kita lakukan tanpa "usaha terarah".

Allah memberikan kita anugerah disiplin pikiran sebagai cara untuk menolong kita bertumbuh dalam kasih kepada-Nya dan mengalirkan kuasa kepada sesama kita. Salomo adalah orang yang paling bijaksana yang pernah hidup, mengatakan: ”orang yang mampu menguasai diri (termasuk mendisiplin pikirannya) lebih hebat daripada orang yang mampu menguasai kota” – Ams. 16:32.

John Wesley adalah contoh yang hidup, ia adalah seorang tokoh dan pendiri gereja Metodhis memiliki kehidupan yang teratur dan penuh dengan disiplin diri yang tinggi. John Wesley bepergian rata-rata 20 mil (32 km) sehari selama 40 tahun. Dia bangun setiap pagi jam 4.00. Ia berkhotbah 40.000 khotbah. Dia menghasilkan 400 buku dan tahu 10 bahasa. Ketika usianya semakin senja ia berusaha tetap disiplin. Pada usia 83 tahun, dia jengkel karena dia tidak bisa menulis lebih dari 15 jam sehari tanpa matanya menjadi sakit, dan pada usia 86 tahun, ia merasa malu bahwa ia tidak bisa berkhotbah lebih dari dua kali sehari. Dia mengeluh dalam catatan hariannya bahwa ada kecenderungan yang meningkat untuk berbaring di tempat tidur sampai jam 5:30 pagi. John Wesley mengajarkan kepada kita tentang pentingnya disiplin dalam menjalani hidup.

Salah satu disiplin yang ada, menurut firman Tuhan disiplin yang tidak kalah pentingnya untuk kita lakukan adalah disiplin pikiran. Paulus dengan tegas berkata, “Kami mematahkan setiap siasat orang dan merobohkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus,” 2 Kor.10:5.

Kesaksian hidup kita sangat ditentukan bagaimana kita “menawan segala pikiran dan menaklukannya kepada Kristus. Kristus harus menjadi “penguasa dalam alam berpikir kita.” agar kita secara luar dapat membangun wawasan kerajaan Allah dalam dunia ini.

Oleh sebab itu penting sekali bagi kita untuk mendisiplin pikiran, agar selalu memikirkan hal-hal yang berkenan kepada Tuhan (Fil.4:8) dan mematahkan setiap siasat dan kubu yang dibangun oleh manusia.

Dari bacaan kita di dalam Efesus 4:20-24, ada beberapa hal yang sebetulnya sangat menolong kita untuk mendisiplin pikiran kita, yaitu:

1. Pentingnya bagi kita “telah belajar mengenal Yesus Kristus secara pribadi”

Mengenal Yesus secara pribadi adalah jauh melebihi dari hanya sekadar mengetahui-Nya sebagai Juru Selamat. Yesus berkata, “"Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku " Yoh 10:27.

Jika ada orang bertanya kepada Anda, "ceritakan kepada saya, siapakah Kristus?" Bagaimana jawaban Anda? Ada banyak orang Kristen yang fasih menceritakan Tuhan Yesus kepada orang lain seturut pengertiannya tentang siapakah Kristus itu. Tetapi sedikit orang Kristen yang bisa menyaksikan Yesus Kristus yang dihidupi – yang dia ikuti dalam segala pengalaman kehidupannya sebagai murid Tuhan Yesus.

Kemampuan kita untuk menjelaskan siapakah Yesus kepada orang lain, tidak mengalirkan kuasa apa pun di dalam kehidupan orang lain bahkan di dalam diri kita sendiri. Tetapi ketika kita bisa menyaksikan siapakah Kristus yang telah mengubah kehidupan kita, yang kita ikuti dan hidupi, hal itu akan mengalirkan aliran hidup yang penuh kuasa bahkan mendatangkan mukjizat yang mengubahkan orang yang mendengarkan kesaksian itu.

Pengenalan akan Tuhan Yesus, mengubah cara berpikir dan membawa kita untuk lebih mampu mengenal Yesus lebih dalam, yaitu kita dapat:

a. Mengenal dengan benar tentang siapa Dia.
b. Mengenal dengan benar apa isi hati-Nya.
c. Mengenal dengan benar apa visi misi-Nya.
d. Mengenal dengan benar kuasa kebangkitan-Nya.
e. Mengenal dengan benar kehidupan-Nya berdasarkan kesaksian Alkitab.

2. Telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia.

Orang yang belajar mengenal Yesus Kristus, mereka seharusnya masuk dalam kerinduan untuk bertumbuh di dalam Dia melalui mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia. Membaca dan merenungkan Firman Tuhan akan sangat diperlukan. Karena, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus, Roma 10:17. Jadi, Firman Tuhanlah yang mampu mengarahkan dan menuntun pikiran dan hidup seseorang. Firman Tuhan itu, adalah pelita bagi kaki dan menerangi jalan kita. Termasuk menerangi pikiran kita. Firman Tuhanlah yang mampu mendisiplin pikiran kita sehingga kita mampu mengerti kehendak Allah; melakukan apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Karena itu, kita perlu antusias mendengar firman Tuhan. Sama seperti Samuel “kecil” yang berkata dengan semangat kepada Tuhan, “Ya Tuhan, aku siap mendengar”. Orang percaya yang tidak semangat membaca dan mendengar firman Tuhan, pasti menjadi orang percaya yang tidak bersemangat untuk menerima pengajaran firman Tuhan. Bagaimana mereka semangat dengan pengajaran Firman Tuhan, kalau mendengar dan membaca saja sudah tidak semangat.

Tanpa firman Tuhan yang dialirkan dalam kehidupan kita, maka kita akan menjadi orang percaya yang terus menerus kering secara rohani. Dan tidak akan ada sumber hidup yang menggerakkan nadi dan jantung rohani kita untuk bergembira menyambut pengajaran di dalam Dia.

Kekeringan rohani itulah yang melumpuhkan pikiran kita. Bukan hanya membuat kita tidak mengerti kehendak Tuhan, tetapi membuat pengertian kita menjadi dangkal dan gelap. Sehingga tanpa sadar kita telah dibawa oleh arus pikiran dunia ini yang menyesatkan.

Selain itu, tanpa pengajaran firman Tuhan kita akan menjadi miskin secara rohani. Tidak memiliki pengetahuan yang melimpah tentang Tuhan dan karya-Nya. Dunia merasa hidup kita tawar tanpa membawa dampak. Dimana kita berada keadaan dunia tetap sama karena kita tidak mampu memberikan pengaruh kepada dunia. Namun, sebaliknya saat kita kaya dengan pengajaran firman Tuhan, kita akan kaya secara rohani. Memahami tentang kelimpahan kuasa Allah yang sanggup mengubahkan dan mendorong dunia keluar dari kegelapan. Kita dapat memberikan sentuhan-sentuhan kasih yang ditunggu-tunggu oleh dunia. Menjadikan kehadiran kita ditunggu-tunggu oleh dunia ini. Karena itu, perkayalah diri anda dengan pengajaran firman Tuhan.

3. Menanggalkan manusia lama

Menanggalkan manusia lama berarti meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama atau kehidupan lama yang tidak memuliakan Tuhan. Pikiran yang sia-sia dan perkataan yang sia-sia harus kita tanggalkan. Namun kita harus mengubah dan meningkatkan pikiran kita, yang tadinya terus memikirkan hal-hal yang sia-sia, yang duniawi, yang berfokus pada diri sendiri, sekarang mulai mengarahkan pikiran kita pada perkara-perkara di atas, bukan di bumi, Kolose 3:2. Adapun manusia lama yang perlu ditanggalkan adalah:

Manusia yang hidup dalam pengertian gelap. Efesus 4:18. Maksudnya adalah hidup tanpa kepastian, tidak berjalan dalam hikmat dan pengertian Ilahi. Oleh karena itu tindakan dan masa depannya pun gelap. Mereka tidak pernah berpikir tentang arah dan tujuan hidup. Yang dipikirkan adalah pemuasan diri dan kenikmatan duniawi.

Hidup jauh dari persekutuan dengan Tuhan. Efesus 4:18. Artinya adalah hidup yang jauh dari Tuhan, tidak memiliki damai sejahtera dan jalan sorga. Yang dipikirkan hanya kesenangan diri sendiri, tidak memikirkan bagaimana nasibnya di kehidupan yang akan datang, apalagi tentang keselamatan.

Pikiran yang bodoh dan berhati degil. Efesus 4:18. Seorang yang bodoh adalah seorang yang sengaja menghancurkan dirinya sendiri. Berpikir pendek, gampang untuk menghancurkan diri dan masa depan hidupnya, dan banyak orang Kristen yang sudah bertobat namun masih bodoh dan degil, mudah terjerumus dalam dosa.

Memiliki perasaan yang tumpul. Efesus 4:18. Perasaan yang tumpul adalah perasaan yang “tidak aktif”. Tidak bisa terkoneksi dengan hal-hal yang Ilahi. Orang seperti ini bisa saja berada di gereja tapi karena perasaannya sudah tumpul ia tidak bisa lagi menerima kebenaran Firman Tuhan. Mungkin ia mengerti Firman, tetapi semuanya tidak ada artinya karena memang perasaannya sudah tumpul. Firman Tuhan itu sama sekali tidak mempengaruhi hidupnya, ia tetap saja hidup secara duniawi, secara daging, dan dalam dosa.

4. Dibaharui di dalam roh dan pikiran

Seseorang telah menanggalkan manusia lama, tidak hanya sekadar diperbaiki roh dan pikirannya tetapi diperbarui roh dan pikirannya oleh Tuhan. Dan mereka yang telah diperbarui roh dan pikirannya akan mengerahkan seluruh pikirannya untuk memikirkan segala sesuatu dengan semaksimal mungkin agar menghasilkan hal yang terbaik dan memuaskan. Biasanya mereka selalu melibatkan Tuhan di dalam segala sesuatu yang dialami dan dilakukan. Pembaharuan roh membuat orang bisa berpikir dengan bijaksana, berpikir dengan tenang dan berpikir dengan benar. Apa yang telah diubah oleh Tuhan di dalam roh dan pikiran mengubah seluruh ruang lingkup berpikir, arah kehidupan dan mengubah seluruh bagian kehidupan kita. Bahkan anda akan dipakai Tuhan untuk menjadi agen pengubah yang membawa dampak yang lebih luas dan lebih besar.

5. Mengenakan manusia baru

Untuk mengenakan manusia baru, kita sendiri perlu diperbarui dan menerima proses pembaharuan itu. Berani meninggalkan manusia lama dan mengikut Kristus adalah hal yang sangat penting untuk menjadi manusia baru. Jangan pernah kompromi dengan kehidupan yang lama. Putuskan dan matikan kebiasaan yang lama agar kita bertumbuh secara sehat di dalam Kristus.

Tidak ada yang lebih menyenangkan bagi seseorang yang membeli baju baru selain menggunakannya. Baju lama seolah-olah tidak begitu berarti dibandingkan dengan baju yang baru. Kita ingin segera menggunakannya, sebab ada sesuatu perasaan yang berbeda saat kita menggunakan sesuatu yang baru.

Sebagai manusia baru, kita harus antusias menjalani kehidupan baru kita di dalam Kristus. Semangat yang menyala-nyala dalam melayani Tuhan yang Kudus. Memikirkan perkara-perkara yang besar untuk perkembangan kerajaan Allah di muka bumi ini. Minta Tuhan untuk membukakan pikiran kita yang terbatas menjadi pikiran yang tak terbatas. Pikiran yang sempit menjadi pikiran yang luas. Meninggalkan pikiran yang memikirkan diri sendiri menjadi pikiran yang berwawasan kerajaan Allah. Karena itu, anda tidak perlu minder, tidak perlu berpikir mediocre tetapi anda harus berpikir seperti Tuhan Yesus berpikir. Berpikir seperti rasul-rasul berpikir. Dan berpikir seperti nabi-nabi berpikir.

Karena itu kita jangan hanya berpikir apa untung dan ruginya tetapi kita harus berpikir, apa pun yang membangun kerajaan Allah dan memperkenan hati-Nya akan saya kerjakan dan korbankan dengan sekuat tenaga dan dengan segenap hati. Tuhan Yesus pernah berkata, “kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap akal budimu.” Markus 12:30.

Mari disiplin pikiran kita dan pikirkan hal-hal yang berguna bagi kerajaan Allah. Lakukan dengan segenap akal budi kita. Di dalam Yohanes 12:26 dikata bahwa, “Barangsiapa melayani Aku , ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.”


Sumber:
Situs Anda:
http://wwwnikodemusrindin.blogspot.com/