Domba-dombaku Mendengarkan Suaraku

Penulis : Sunanto Choa

Yoh 10:27 "Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku "

[block:views=similarterms-block_1]

Pada satu hari yang cerah di padang rumput Israel yang subur itu berkumpulah tiga orang gembala yang sedang menggembalakan domba-domba mereka. Para gembala tersebut asyik bercengkrama tanpa peduli domba-domba yang mereka gembalakan berbaur menjadi satu. Karena sudah berbaur satu dengan yang lainnya maka domba-domba tersebut sulit dikenali lagi mana kepunyaan masing-masing gembala. Matahari mulai terbenam dan sudah waktunya bagi para gembala membawa kembali domba-domba tersebut. Lalu ketiga gembala tersebut berjalan ke tempat yang terpisah sambil bernyanyi. Aneh bin ajaib, domba-domba yang sebelumnya menyatu terpisah menjadi tiga bagian kelompok menurut kepunyaan masing-masing gembala. Domba memang binatang yang bodoh dan mudah tersesat tetapi mereka mempunyai sebuah kelebihan yaitu mampu mengenali suara dari gembalanya.

Salah satu pertanyaan yang paling banyak ditanyakan kepada saya adalah bagaimana caranya untuk bisa mendengar suara atau mengetahui kehendak Tuhan? Sepertinya Tuhan memang telah menaruh sebuah hasrat dalam diri manusia untuk ingin bisa mengetahui kehendak Allah. Di dalam diri kita terdapat sebuah hasrat untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang salah. Mengetahui bahwa manusia mempunyai hasrat untuk mengetahui mana yang benar dan yang salah maka iblis menipu Adam dan Hawa untuk memakan buah terlarang agar bisa mengetahui mana yang benar dan yang salah dengan jalan pintas. Dari sejak semula Allah memang ingin manusia bisa menjadi sepertiNya dan dewasa sehingga bisa mengetahui mana yang baik dan yang jahat. Allah ingin manusia menjadi dewasa melalui sebuah proses bukan jalan pintas. Tetapi iblis menipu manusia dengan mengatakan bahwa Allah itu jahat dan tidak ingin manusia menjadi sepertiNya sehingga bisa mengetahui perbedaan antara yang baik dan yang jahat. Iblis menipu manusia untuk mengambil jalan pintas untuk menjadi serupa dengan Allah dengan memakan buah terlarang. Sampai hari ini, iblis masih berusaha menipu banyak orang dengan mengatakan Allah itu jahat dan mendorong manusia untuk mengambil jalan pintas untuk menjadi serupa dengan Allah. Bila Tuhan tidak ingin manusia menjadi serupa denganNya, mengapa Ia menciptakan kita menurut gambar dan rupaNya ?

Semua orang yang dipimpin Roh Allah adalah anak Allah ( Rm 8:14 ). Dalam terjemahan bahasa inggris kata anak disini dituliskan dengan kata "son" (bukan child) yang berarti anak yang sudah dewasa. Dalam bahasa aslinya kata anak ini dituliskan dengan kata "huios" yang berarti anak yang sudah dewasa (sekitar 30 thn). Biasanya domba-domba dewasalah yang mampu mengenali suara dari gembalanya dengan baik sedangkan domba-domba yang belum dewasa kurang mampu mengenali suara gembalanya dengan baik. Anak-anak domba yang masih muda mengikuti domba yang telah dewasa untuk bisa mengenali suara gembala mereka. Ketika gembala memanggil maka domba-domba yang dewasa akan mengenali suara tersebut, lalu domba-domba yang lebih muda akan mengikuti mereka.

Tidak ada jalan pintas untuk mampu mendengar suara atau mengetahui kehendak Tuhan dengan baik. Dibutuhkan sebuah kedewasaan/kematangan rohani untuk memiliki hikmat ilahi yang dapat membedakan sesuatu itu kehendak Allah atau bukan. Bergaulah dengan Allah dan berkomunikasilah denganNya setiap hari lewat doa Pelajari dengan baik Firman Allah sehingga kerohanian kita bisa bertumbuh menuju kedewasaan. Semakin kita dewasa rohani maka kita akan semakin mengenal suaraNya dengan baik. Bersekutulah dengan sesama saudara seiman sebab tanpa persekutuan dengan sesama saudara seiman, kita tidak bisa bertumbuh dengan baik. Domba akan mudah tersesat dan dimangsa serigala jika ia sendirian.

Sepasang suami-isteri yang telah menikah lama bisa saling memahami keinginan masing-masing hanya lewat pandangan mata saja. Seorang sahabat saya yang telah menikah belasan tahun bisa memahami keinginan istrinya hanya lewat pandangan mata dan mimik wajah istrinya. Bagaimana ini bisa terjadi ? itu sebuah misteri, saya juga tidak bisa menjelaskannya. Tetapi ini bisa menggambarkan bahwa jika kita hidup intim dan bergaul dengan Allah maka kita bisa memahami keinginan Allah tanpa perlu banyak bertanya-tanya. Semoga tulisan ini bisa membantu anda yang sedang bergumul untuk mengetahui kehendak Allah.