Gresham Machen

Gresham Machen (GM)(1881-1937), adalah teolog dan pakar biblika dalam tradisi Presbyterian, yang terkenal dengan salah satu bukunya, Christianity and Liberalism, di mana ia mengkritik habis apa yang ia anggap sebagai kesalahan-kesalahan Kristen Liberal yang menyebabkan melorotnya pamor dan pertumbuhan Kekristenan di tempat-tempat yang sudah dirasuki semangat Liberalisme. Kita tidak ingin terjebak dahulu dalam pembedaan istilah "liberalisme" vs "post-liberalisme" karena yang lebih penting bukanlah namanya, melainkan substansi, karakteristik, di balik fenomena yang dikritik GM. Fragmen lainnya dari buku GM dengan judul di atas bisa dilihat di http://www.biblebelievers.com/machen/.

[block:views=similarterms-block_1]

Salah satu kritikan GM ialah bagaimana mungkin seseorang (Liberal) mengaku menancapkan segala otoritas bukan pada Alkitab, tetapi pada diri Yesus, ketika pada saat yang sama ia sibuk mengkualifikasi, mempreteli, mendekonstruksi, ucapan-ucapan Yesus seperti yang terekam di dalam lembaran-lembaran PB? Tradisi Kristiani telah memberikan tempat yang sedemikian tingginya pada orisinalitas dan otoritas ucapan-ucapan tsb sehingga menyangkal hal ini sama artinya dengan penyangkalan terhadap otoritas pada diri Yesus itu sendiri. Jika GM hidup dan menyaksikan Jesus Seminar (JS), tentunya JS adalah salah satu target yang paling pas bagi kritikan GM. Bagaimana mungkin JS tetap mengaku sebagai Kristiani dan menempatkan Yesus sebagai otoritas tertinggi, sementara mereka dengan begitu entengnya membuang ucapan-ucapan Yesus (sebagaimana yang secara tradisional tidak pernah dipertanyakan keabsahan dan orisinalitasnya) dengan permainan dadu warna-warni untuk menentukan mana yang "asli" dan mana yang "palsu"? Yang bisa disimpulkan dari posisi GM ialah "scholarship" (sengaja diberi tanda petik) yang menjungkirbalikkan tempat tinggi yang diberikan kepada keutuhan dan orisinalitas apa yang tertulis mengenai dan diucapkan Yesus di dalam PB, adalah jenis scholarship yang tidak berhak mengklaim dirinya meletakkan otoritas tertinggi pada Yesus. Otoritas tertinggi bukan lagi pada Yesus atau Alkitab, tetapi pada *metodologi saintifik* (beserta segala bagasi presuposisinya) yang dipergunakan untuk melontarkan verdict kepada Yesus dan PB.

Keyakinan GM juga diikuti oleh hampir semua kaum Injili yang menuding perongrongan terhadap Alkitab melalui "akrobat saintifik" tadi sebagai biang-kerok matinya Kekristenan di Eropa. Berbeda dengan Eropa, Amerika Serikat, meskipun dianggap sebagai negara paling maju dan makmur di dunia, tetap mampu mempertahankan panorama eksistensi Kekristenan yang subur. Dan, masih menurut GM dan kaum Injili, kesuburan dan keberlangsungan ini tetap dapat dipertahankan karena sebagian besar konstituen Kristiani di AS tetap berpegang teguh pada tradisi Kristiani "historis", yang salah satu keyakinannya ialah tetap mempertahankan otoritas Alkitab sebagai yang tertinggi tanpa merasa gatal-tergoda untuk mempretelinya dengan berbagai akrobat saintifik hanya demi untuk mengikuti arus jaman.

Yang menjadi pertanyaan menggelitik (dan yang telah dilontarkan oleh satu-dua orang netter di sini): Benarkah keyakinan GM dan kaum Injili tsb mengenai bagaimana menjaga eksistensi Kekristenan agar tidak pudar?