Membangun Kesabaran

Oleh: Philip Kuncoro

Bacaan: Yakobus 5:7-12

Sebagian besar waktu kita sebenarnya kita pakai untuk menunggu! Coba anda perhatikan daftar berikut ini:

(a) Waktu masih kecil kita menunggu untuk bisa sekolah
(b) Setelah sekolah kita menunggu untuk lulus
(c) Setelah selesai sekolah kita menunggu untuk mendapat pekerjaan
(d) Lalu kita menunggu mendapat pasangan hidup
(e) Setelah menikah kita menunggu untuk dapat momongan, dst.

Malahan kalau kita mau makan di restoran yang enak kita harus menunggu rangkap 5:

(1) Menunggu dapat tempat duduk
(2) Menunggu untuk mendapatkan menu makanan
(3) Menunggu untuk memesan
(4) Menunggu makanan dimasak
(5) Menunggu membayar di kasir

Karena sebagian besar waktu kita untuk menunggu, maka kita harus mengembangkan sikap sabar dalam hidup ini.

Kata "sabar" dalam bahasa Yunani adalah kata "macrothumos" -- "makro" berarti "panjang" dan "thumos" (dari mana kita mendapatkan kata "termometer") berarti "panas". Secara harafiah berarti "memakan waktu lama bagi Anda untuk menjadi panas”.

Kapan Kita Harus Bersabar?

Ada beberapa situasi menurut rasul Yakobus di mana membutuhkan kesabaran ekstra.

1.Ketika keadaan tidak terkendali

Yakobus menggunakan gambaran seorang petani untuk menggambarkan situasi yang tidak terkendali. Petani hanya bisa bersabar menunggu tanaman tumbuh, hujan Turun, panas datang, dan tibanya musim panen. Petani tidak bisa mengendalikan semua gejala alam di atas, tapi ia bisa belajar sabar menunggu dalam situasi tersebut.

Kita harus belajar sabar ketika kita tidak mampu mengendalikan situasi apabila misalnya: jalan macet total, tarif dasar listrik atau BBM naik, harga barang-barang naik, dsb.

2. Ketika orang-orang tidak mau berubah

Kadang-kadang ada orang-orang yang tidak mau berubah menjadi lebih baik. Yakobus menggunakan gambaran seorang nabi (ayat 10). Walaupun sang nabi sudah berkotbah puluhan kali, sering kali orang yang mendengarkannya tidak berubah dari hidupnya yang jahat. Yang bisa dilakukan si nabi hanya bersikap sabar!

3. Ketika masalah tidak bisa kita pahami

Ayub jelas tidak bisa memahami mengapa ia yang adalah orang saleh bisa menderita sedemikian hebat. Namun Ayub tetap sabar menghadapi semua itu. Dia tidak tahu mengapa ia menderita, tapi ia tahu bahwa Allah mengasihinya. Dan itu cukup!

Mengapa Kita Harus Bersabar?

1.Karena Tuhan tetap memegang kontrol (Yakobus 5:8)

Tiga kali Yakobus mengatakan bahwa Yesus akan segera datang. Ini menunjukkan bahwa kontrol sejarah tetap dipegang oleh Tuhan. Ia pasti akan datang kembali, oleh sebab itu kita harus sabar dalam susah sukar kita di dunia ini! Tidak ada yang bisa menggagalkan kedatangan Yesus ke dua kali ke dunia ini untuk menjemput kita di awan-awan!

2.Karena Tuhan memberi upah pada mereka yang sabar/tekun (Yakobus 5:11a)

Kesabaran/ketekunan Ayub berbuah manis. Tuhan mengembalikan apa yang Ayub punya 2 kali lipat! Tapi upah bagi kesabaran atau ketekunan kita bermacam-macam, seperti:

(a) Karakter kita bertumbuh
(b) Hubungan kita dengan orang lain membaik
(c) Kita menjadi lebih bahagia
(d) Tujuan hidup kita tercapai.dsb.

3. Karena Tuhan bekerja secara diam-diam (Yakobus 5:11b)

Walaupun tidak kelihatan, Tuhan bekerja atas hidup kita. Dia membuat segala hal menjadi kebaikkan bagi kita. Contohnya dengan tumbuhan. Sekalipun tidak terlihat, tangan Tuhan secara perlahan tapi pasti menumbuhkan tumbuhan itu. Si petani menunggu panen, sementara tangan Tuhan secara perlahan menumbuhkan tumbuhan itu hingga siap dipanen!

Apa yang Harus Kita Lakukan Ketika Menantikan Waktu Tuhan

1.Tunggu penuh harap (Mazmur 130:5)

Seperti petani menunggu panen dengan penuh harap, begitulah seharusnya kita menunggu waktu Tuhan dinyatakan. Menunggu dengan penuh harap bukan berarti hanya dia saja. Tapi tetap melakukan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya (seperti petani tetap merawat, memupuk dan memelihara tumbuhan, ketika menantikan panen tiba). Kadang Tuhan membuat kita menungu sampai kita siap menerima berkat Tuhan yang sangat besar!

2. Tunggu dengan berdiam diri

Yakobus mengingatkan kita bahwa kita cenderung mengomel ketika kita sedang kesal! Oleh sebab itu ia menasehati, saat sedang menunggu waktu Tuhan dinyatakan, kita sebaiknya berdiam diri.

Ada 2 hal yang harus kita hindari:

(a) Jangan bersungut-sungut (Yakobus 5:9)

Sungut-sungut justru akan menjauhkan kita dari berkat Tuhan. Generasi pertama Israel bersungut-sungut selama 40 tahun, akhirnya tidak masuk Kanaan.

(b) Jangan bersumpah (Yakobus 5:12)

Terjemahan yang lebih tepat adalah ”jangan menyumpahi” atau jangan ”memaki-maki.” Kita cenderung menyumpahi orang lain atau bahkan Tuhan ketika berada dalam tekanan. Lebih baik berdiam diri dan tunggu dengan sabar, sebab Tuhan sedang bekerja! (Ratapan 3:26)

3. Tunggu dengan penuh percaya (Mikha 7:7)

Kita harus bersedia menunggu dengan penuh kepercayaan bahwa semuanya pasti akan menjadi baik. Di dunia ini ada hukum keseimbangan:

(a) Masalah itu datang, untuk pergi
(b) Setelah kesulitan, pasti muncul kemudahan
(c) Setelah hujan, selalu ada pelangi

Ada kalanya Tuhan suruh kita menunggu, tapi ketika menunggu jangan sampai hilang kepercayaan kita!

Menyimpulkan apa yang telah dibahas di atas, satu hal harus kita garisbawahi: Menunggu memang menjemukan. Tetapi menungu waktu Tuhan seharusnya tidak menjemukan, karena ada kepastian!