Mereka Perlu Kasihmu!

Penulis : Andrias Hans

Seekor gajah jantan yang dikenal jinak dan popular di Thailand yang bernama Ngathongthae, pada hari kasih sayang 14 Pebruari 2002 lalu, kawin berkali-kali. Gajah ini dikawinkan dengan gajah betina di kamp yang terletak 80 Km utara Bangkok. Pada hari yang sama, gajah ini dibawa ke kebun binatang untuk dikawinkan dengan tiga gajah betina. Kebetulan pada hari kasih sayang ini persis masa kawin gajah di Thailand.

[block:views=similarterms-block_1]

Saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, ada serbaneka cara orang merayakan valentines day. Peristiwa gajah di atas menunjukkan bahwa kasih sayang digambarkan dengan cara kawin mawin. Apakah kasih sayang identik dengan perkawinan semacam itu? Atau kasih sayang harus dinyatakan dengan ciuman massal yang baru-baru ini berlangsung di sebuah kota di luar negeri? Tentu pertanyaan hakiki yang perlu ditanyakan dalam merayakan hari Valentine tahun 2004 ini adalah bagaimanakah kasih sayang yang sejati kepada sesama manusia? Mari kita menelusurinya lebih jauh.

Asal-usul hari kasih sayang

Dalam buku Selamat Umur panjang, Pdt. Andar Ismail menjelaskan tentang asal-usul hari kasih sayang. Ia menjadi Uskup di Terni, Italia yang menyayangi dan disayangi banyak orang. Khotbah-khotbahnya sering berpokok tentang kasih sayang Tuhan Yesus kepada semua orang tanpa membedakan kedudukan atau asal-usulnya.

Ketika kaisar Claudius menghambat umat Kristen, Pastor Valentine ditangkap, namun dari dalam penjara di mana ia dianiaya, Pastor Valentine mengingat semua orang yang dicintainya. Dalam sel penjara tiap hari ia membuat kartu bergambar hati dengan ucapan aku cinta padamu. Kartu-kartu itu dikirim satu persatu kepada tiap orang yang dicintainya.

Semua orang di dalam penjara itu juga merasakan kasih sayang Valentine. Mereka menempelkan kartu bergambar hati di sel mereka masing-masing. Setelah valentine dihukum mati, orang-orang di penjara itu melanjutkan kebiasaan membuat dan mengirimkan kartu bergambar hati.

Kemudian hari gereja menyatakan Valentine sebagai seorang santo. Dan pada tanggal 14 Pebruari dirayakan sebagai hari Santo Valentine, sebab menurut tradisi yang dapat dipercaya, ia lahir pada tanggal 14 Pebruari tahun 270.

Makna sejati kasih sayang

Pertanyaan penting yang harus dijawab adalah bagaimanakah kasih sayang sejati terhadap sesama manusia itu? Manifestasinya seperti apa?

Bila seseorang telah memberikan pinjaman uang kepada sesamanya yang sedang terlilit hutang, apakah dapat dikatakan ia telah mengasihi dengan kasih yang sejati? Bila ia memberikan tumpangan kepada seorang pengemis tua, apakah ia telah memberikan kasih yang sejati kepada orang itu? Dan apakah boleh dikatakan seseorang telah berbuat kasih yang sejati ketika ia menyerahkan sebagian atau seluruh hartanya bahkan nyawanya kepada temannya?

Tentu naif ketika kita menafikan begitu saja perbuatan-perbuatan di atas sebagai bukan tindakan kasih. Harus diakui, itu adalah perbuatan kasih yang layak dipuji dan diteladani. Namun demikian karya kasih tadi tak cukup disebut itu adalah kasih sejati. Karya kasih sejati terhadap sesama manusia tidaklah sekadar memberikan kepada seseorang materi atau mencukupkan kebutuhan-kebutuhan lahiriah belaka, sandang, pangan, dan papan, dan lain sebagainya bahkan termasuk pengorbanan nyawa sekalipun yang tidak jelas motivasi pengorbanan itu. Karena tak sedikit orang mengorbankan dirinya untuk orang lain dengan alasan yang sangat naif.

Demikian kata firman Tuhan : Sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku (I Korintus 13:3).

Kasih semacam apakah yang dimaksud oleh rasul Paulus dalam ayat ini? Tentu kita akan mengacu pada definisi kasih yang Paulus utarakan pada ayat 4 bahwa kasih itu sabar kasih itu murah hati dst

Tetapi jika kita cermati lebih dalam maka kita menemukan makna kasih yang sesungguhnya. Kata kasih di sini dipakai kata Yunani Agape, sebuah kata yang Paulus gunakan dalam ayat 3 tadi. Agape berarti kasih yang paling tinggi dan paling mulia , yang melihat suatu nilai tak terbalas pada obyek kasihnya. Atau kasih Allah yang diberikan kepada manusia tanpa melihat apapun latar belakang orang yang menerima kasih itu. Agape berarti Allah menerima manusia yang penuh dosa itu menurut apa adanya dia.

Benar sekali bahwa kasih Allah kepada manusia tidak pernah berkesudahan

(I Korintus 13:8) bahkan sampai orang ke neraka sekalipun, Allah tetap kasih adanya.

Kita dapat memahami bagaimana kasih Allah kepada manusia berdosa yang sengaja melanggar dan melawan DIA.

Kejadian 3:6-9,21

Apakah tindakan Allah terhadap manusia pertama yang telah jatuh ke dalam dosa?

Setelah manusia berbuat dosa, mereka menjadi malu dan tertuduh karena mereka telanjang. Mereka berusaha sendiri untuk menutupi ketelanjangan mereka dengan membuat cawat dari daun pohon ara. Ini merupakan suatu usaha yang sama sekali tidak dapat mencukupi kebutuhan mereka. Oleh karena itu, Tuhan Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk mereka, lalu mengenakannya kepada mereka.

Jelas bahwa Allah memberikan pakaian kepada manusia pertama, itu menyatakan anugerah dan kasih sayang Tuhan kepada manusia yang terjatuh dalam dosa.

Perhatikanlah bahwa upaya untuk menutupi rasa malu mereka akibat dosa, ada binatang yang harus disembelih, ada penumpahan darah, dan ada korban. Firman Tuhan berkata : Tanpa penumpahan darah ,tidak akan pernah ada keselamatan. Tindakan penyembelihan binatang menunjukkan pada korban yang akan digenapi kemudian oleh Yesus Kristus Anak Domba Allah yang disembelih di atas kayu salib demi menebus manusia dari pasar budak dosa sehingga mereka beroleh kebebasan dan keselamatan jiwa yang kekal.

Yohanes 3:16 dan Roma 5:6,8,10

Ayat-ayat ini menunjukkan kepada kita betapa besar kasih Allah terhadap manusia berdosa. Tidak ada kasih yang terlebih besar dari kasih Allah di dalam Yesus Kristus ini. Syair pujian yang sangat indah berkata : Sekalipun langit adalah kertas, samudera sebagai tinta, dan setiap pohon adalah batang pena, dan setiap orang adalah penulisnya, maka itu tidak mampu melukiskan betapa besar dan dalamnya kasih Allah kepada dunia ini

Sesungguhnya saudara dan saya tidak pantas menerima kasih Allah sebab kondisi kita sangat tidak layak untuk dikasihi, kita penuh dosa dan berseteru dengan Allah. Namun itulah Allah yang penuh kasih. DIA mengasihi pada saat kita sebenarnya tidak layak untuk dikasihi. Dan kasih Allah kepada kita adalah kasih yang sejati sebab menyentuh hal yang paling hakiki dalam hidup manusia yaitu kasih yang menyelamatkan jiwa kita secara kekal.

Dari sinilah saya memberanikan diri untuk menyimpulkan bahwa kasih yang sejati adalah kasih yang menyelamatkan jiwa manusia dari dapur api neraka yang mematikan.

Suatu omong kosong belaka jikalau seseorang mengatakan, ia mengasihi sesamanya sementara ia sama sekali tidak menyentuh substansi hidup orang itu yakni keselamatan jiwanya.

Karena itu apa yang dikemukakan oleh Rasul Paulus sangatlah tepat dan indah: Sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, (yaitu kasih yang menyelamatkan jiwa seseorang di dalam Yesus Kritus) sedikitpun tidak ada faedahnya bagiku (I Korintus 13:3).

Tuhan bersabda pula: Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya? (Markus 8:36). Tindakan memberikan materi kepada sesama kita yang membutuhkan adalah tindakan terpuji dan harus diapresiasikan. Seharusnyalah itu merupakan gaya hidup anak-anak. Namun jikalau pemberian itu hanya berhenti sebatas pemberian materi tanpa memberikan yang terbaik, memberikan kasih yang sejati yaitu Injil itu, maka sesungguhnya kita tidak mengasihi mereka dengan kasih yang sejati.

Kenapa Injil itu harus diberikan kepada sesama , saudara, tetangga, keluarga, dan sahabat-sahabat kita? Karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman (Roma 1:16-17).

Kini telah jelas kepada kita bahwa harta yang paling berharga dalam hidup manusia adalah nyawanya. Orang yang paling berbahagia dan paling berharga dalam hidupnya adalah orang yang nyawanya telah diselamatkan dari kebinasaan kekal oleh Tuhan Yesus Kristus. Sekali lagi kita diingatkan Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya? (Markus 8:36).

Tindakan kita selanjutnya?

Kasih kita yang sejati kepada sesama kita, orang tua kita, saudara kandung kita, keluarga kita, rekan-rekan kita, dan tetangga kita, dan orang-orang lain yang berjumpa dengan kita setiap hari adalah dengan membagikan Injil keselamatan dalam Yesus Kristus sembari melayani kebutuhan mereka secara jasmani (Matius 9:35-38). Supaya mereka yang merasakan kasih Allah dalam hidup kita akan mendengar dan menerima-NYA serta mengalami keselamatan kekal.

Banyak pendapat yang beredar saat ini yang mengatakan bahwa amanat agung Tuhan Yesus bukan yang tercatat dalam Matius 28: 18-20 melainkan Matius 22:37-39 yang menurut mereka ini adalah amanat cinta kasih yang lebih utama dari pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-KU dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu

Pemikiran ini timbul karena mereka mengidap obesitas toleransi terhadap Saudara-Saudari yang berbeda keyakinan, kalau tidak mau disebut ketakutan memikul salib. Perlu diingat bahwa memberitakan Injil adalah amanat Tuhan yang harus dijalankan dan pemberitaan Injil itu bukan dilakukan atas dasar paksaan atau dengan manuver-manuver yang arogan. Pewartaan kabar baik selalu didorong oleh kasih kepada Kristus yang telah berkorban bagi kita dan kasih terhadap sesama yang sedang menuju ke jurang kebinasaan abadi. Motivasi penginjilan seperti inilah yang membuat Tuhan Yesus tersenyum manis pada kita.

Perbedaan pandangan di atas, mana yang merupakan amanat agung kiranya tidak dijadikan sumber polemik yang berkepanjangan, tanpa manfaat apa-apa. Kedua ayat Alkitab tadi tak pantas dipertentangkan, karena mereka saling melengkapi dan memiliki keutuhan yang sangat kokoh. Karena manifestasi kasih yang sejati kepada sesama manusia harus tercermin melalui tindakan pekabaran Injil yang membawa sesama kita kepada pengalaman keselamatan kekal di dalam Tuhan Yesus Kristus.

Tugas kita sekarang adalah terus dan teruslah membagi kasih melalui pemberitaan Injil. Karena ada berita buruk bagi orang Kristen sejati bahwa setiap hari ada 48.000 jiwa yang meninggal dunia dalam suku-suku bangsa yang belum mengenal Yesus Kristus. Dan kita tahu bagaimana nasib orang yang mati di luar Kristus ; sangat mengerikan !

Refleksi hidup kita kekinian!

Pertanyaan yang sangat perlu kita renungkan saat ini adalah: Seandainya Bapa sorgawi segera akan menutup buku kehidupan Saudara dan saya satu jam ke depan dari saat ini, dan lonceng kematian akan didentangkan, sudah siapkah kita mempertanggungjawabkan hidup kita kepada-NYA? Apakah hidup kita sungguh berarti bagi-Nya?

Sekali waktu kelak, pasti DIA akan meminta pertanggungjawaban Saudara dan saya berkaitan dengan amanat agung-NYA. Apakah yang telah kita lakukan terhadap sesama kita yang sedang menuju ke jurang kebinasaan kekal? Bermasabodohkah atau berpedulikah kita?

Sebelum saya mengakhiri renungan ini, permisi tanya; masih adakah di antara Saudara yang masih gemar bernikmat ria dengan kasih yang murahan? Sudahkah Saudara menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadimu? Ingatlah, engkau tak boleh berlama-lama dalam kondisi mengerikan itu. Segeralah berdamai dengan Allah dengan mengakui segala dosa-dosamu. Lalu undanglah Yesus bertahkta di dalam hidupmu. Jadikanlah Dia Tuhan dan Juruselamatmu, maka kasih dan damai sejahtera yang sejati memenuhi hidupmu selamanya.

Bagikanlah berita kasih di hari valentine ini karena itulah manifestasi kasihmu yang sejati kepada sesamamu. Mereka sangat memerlukan kasih Kristus yang kini ada padamu. Maukah engkau membagikannya?

Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut (I Yohanes 3:14b).

Selamat merayakan hari valentine dengan membagikan kasih sejati dari Kristus, amin!