Okultisme

Herlianto

Menarik membawakan ceramah Okultisme dan Gereja Setan di GKI di bilangan Kayu Putih hari ini, soalnya pada minggu yang sama juga diundang berceramah soal Injil Yudas di GKJ. Yang menarik adalah kedua tema itu paling banyak dinantikan jemaat di antara tema-tema lain pada tahun ini. Beberapa bulan lalu gereja GKI di bilangan Kwitang juga mengundang tema Okultisme dan bulan depan diminta gereja Gepembri, dan kalangan Mahasiswa di Bandung juga meminta tema sama.

[block:views=similarterms-block_1]

Memang empat kali ceramah Okultisme masih kalah dari belasan undangan tema Injil Yudas pada tahun 2006 ini, tema yang sedang hangat-hangatnya. Sekalipun dalam rangka hari Paskah 2007 sudah datang undangan dari salah satu gereja GKI di Surabaya tentang Injil Yudas, tapi sama halnya dengan tema The Da Vinci Code paling-paling bersifat situasional yang hanya bertahan satu-dua tahun saja. Namun, tema D&R menulis cover-story mengenai Gereja Setan di Manado yang kemudian disusul majalah-majalah lain. Ini berarti Okultisme bersifat langgeng.

Misteri mendapat ranking tinggi dalam tv-tv di Indonesia, banyak buku bertema Okult sekarang menghiasi rak-rak toko buku, dan iklan TV banyak yang mempromosikan praktek okult secara terang-terangan. Gejala apa ini?

Ketika rasionalisme dan pencerahan berusaha mengikis realita sura-natural dari benak manusia, okultisme bertahan menunjukkan identitasnya dimana-mana, dan ketika manusia pasca-modern kemudian kembali membuka diri terhadap yang transendental di era Posmo, ketika itu okultisme sudah menanamkan akarnya dan meluas di Eropah dan Amerika, dunia Barat yang dahulu ingin memberantas habis okultisme tanpa hasil. Menurut laporan MARC, di Perancis yang mayoritas penduduknya Roma Katolik, kini tercatat dukun-klenik dua kali jumlah pastor yang ada, dan di Jerman tercatat jumlah dukun-klenik tiga kali lebih banyak dari pendeta. Di kampus-kampus di California, penyebaran The Satanic Bible sepuluh kali banyaknya penyebaran The Bible.

Perkembangan di toko buku menunjukkan hal yang sama. Ketika buku The World of the Paranormal yang mahal laris-manis ketika dijual di Indonesia. Kalau buku-buku tentang cult dulu paling-paling hanya membahas Astrologi dan Spiritisme (lihat Gereja dan Aliran-Aliran Modern). Kini buku-buku demikian memuat beberapa Bab mengenai Cult Watch, New Age Cults & Religions, dan The Challence of the Cults & New Religions dll.), bahkan buku-buku karya Kurt Koch mengkhususkan diri membahas tema tersebut (Between Christ & Satan, Christian Counseling & Occultism, Demonology, dll.).

Okultisme adalah faham yang menyangkut hakekat supra-natural dan adanya kekuatan gaib yang berhubungan dengan kuasa-kuasa misteri/kegelapan/setan. Dari buku-buku mengenai Okultisme kita dapat mengenal tujuh bentuk praktek yang dicakup Okultisme.

  1. Tahyul mempercayai adanya hubungan sebab-akibat antara kejadian-kejadian di alam ini dengan hidup manusia (angka-angka mujur/sial);
  2. Nasib mempercayai bahwa hidup manusia ini bergantung pada tata-letak dan peredaran rasi bintang (Geomancy/Hongsui, Shio), dan dari sini tumbuh dukun-klenik yang ingin mengubah nasib dengan
  3. Peruntungan (Gwamia, Tarot).
  4. Mistik mempercayai adanya daya hidup semesta yang merupakan sumber semua yang hidup; dan
  5. Magis mempercayai bahwa daya hidup itu adalah kekuatan yang bisa diolah dan diatur manusia baik untuk kesaktian maupun untuk kebaikan (White Magic) atau kejahatan (Black Magic).
  6. Spiritisme mempercayai bahwa roh orang dan binatang mati tetap hidup dan dapat berhubungan dan mengganggu kehidupan manusia, dan puncak segala bentuk okult ini adalah:
  7. Satanisme yang menganggap bahwa ada pribadi/kekuatan Setan yang harus disembah dengan taat.

Dalam film Devil Worship, The Rise of Satanism, disebutkan bahwa pengikut Satanisme dibagi dalam empat macam, yaitu: (1) The Dabbler (amatiran) menunjukkan anak-anak atau orang dewasa yang suka menggunakan lambang-lambang setan semacam pentagram dan 666; (2) Religious yang menyerupai organisasi gereja seperti yang dianut The Church of Satan (Anton le Vey); (3) Non-Traditional yang tidak terorganisir tetapi merupakan kelompok-kelompok ibadat (coven) biasa terdiri dari sekelompok orang yang melakukan praktek sadis termasuk pembunuhan anak-anak dan perawan dalam black-mass; dan (4) Generational yang menjadi satanis secara turun-temurun. Banyak perempuan yang bertobat dan keluar dari keluarga ini mengaku sejak kecil oleh orang tua dijadikan breeder untuk melahirkan bayi-bayi yang dipersiapkan untuk korban diatas altar satanisme.

Film Devil Worship diawali dengan penangkapan Ramirez yang dijuluki The Night Stalker yang mengejutkan dunia karena ketika ditangkap mengaku telah membunuh 13 korbannya yang diperkosa dan dianiaya sebelumnya, dan ditubuh para korban biasa diberi gambar pentagram dengan coretan pisau. Ketika ia dibawa kepengadilan ia berkali-kali berseru Hail Satan! (Pujilah Setan).

Kasus Satanisme di Indonesia tersingkap di tahun 1999 dengan adanya Gereja Setan di Manado, kota pusat kristen di Sulawesi Utara, dan selanjutnya diberitakan ternyata sudah beroperasi di banyak kota. Di Jakarta ada beberapa lokasi diliput wartawan dimana kelompok demikian biasa berkumpul, malah di Bandung ada mahasiswa terlibat jauh ke dalam Satanisme sehingga perlu didatangkan beberapa pendeta/penginjil untuk membantu pemulihannya.

Bagaimana sikap gereja menghadapi Okultisme dan pengikut Satanisme? Gereja-gereja tradisional umumnya tidak siap, apalagi kalau pendetanya tidak percaya Setan, namun gejala-gejala keterlibatan jemaat pada salah satu bentuk Satanisme bisa dijumpai disemua gereja. Dalam hal ini umumnya jemaat mencari pertolongan pendeta/penginjil aliran Pentakosta/Kharismatik yang memang melakukan pelayanan spesialisasi melawan musuh bebuyutan yang mengganggu jemaat itu.

Banyak gereja tidak siap menghadapi pengaruh Satanisme yang menyerang melalui tayangan film dan TV. Tepat seperti yang dikemukakan oleh Verkuyl bahwa umat Kristen berada diantara libertinisme dan farisiisme. Disatu kutub ada orang-orang kristen liberal yang membiarkan umat secara bebas berhubungan dengan dunia okult, sehingga jemaat terbiasa menyerap faham okultisme melalui film dan TV dan buku-buku semacam serial Harry Potter. Di kutub yang lain ada kelompok Kristen yang tergolong konservatif kaku yang bahkan nonton film dan TV dianggap haram.

Ketika berbicara di PGI beberapa waktu yang lalu membahas Anak dan Mass Media, forum menyadari bahwa umat Kristen tidak mungkin melarang anak-anak menonton film/TV, tetapi sebaliknya juga disadari bahwa adalah tidak bijaksana kalau anak-anak dibiarkan menonton segala tayangan sebebasnya, kita harus selektif. Ada film anak-anak yang lebih banyak manfaatnya daripada mudharatnya seperti Teletubbies dan Winnie the Pooh, namun ada film-film yang lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya seperti Pokemon dan Dragon Ball anak-anak menjadi agresip dan suka membantah. Film Satanisme, Sadisme dan Sex. Para pendidik di Amrik menyorot dampak negatip dari film Rasanya sudah tiba saatnya gereja-gereja sadar dan bersiap sedia menghadapi dunia okult dan satanisme yang makin marak berada ditengah kita dan dengarlah nasehat rasul Paulus:

Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, didalam kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh persenjataan Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran, dan berbaju zirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang roh, yaitu firman Allah, dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus. (Efesus 6:10-18)