Pengharapan di Tengah-Tengah Pergumulan Hidup

Oleh: Musa Karisoh

Di jaman akhir saat ini, kebutuhan hidup manusia semakin meningkat. Banyak cara yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Salah satunya adalah merampok. Hal ini tidak bisa dibendung lagi, karena manusia melakukannya mengatasnamakan kebutuhan. Sebagai orang percaya,pergumulan yang dihadapi tentu tidaklah mudah, karena pergumulan orang percaya, bukan hanya soal kebutuhan hidup saja, melainkan bagaimana orang percaya menjadi bagian dari bangsa Indonesia.

Dalam Yohanes 3:16, dikatakan karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, maka Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal agar setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup kekal. Kalau Allah saja, bisa mengorbankan AnakNya bagi setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus, maka Allah pun sanggup menolong setiap anak-Nya yang dalam kesulitan. Caranya adalah dengan Allah menaruh pengharapan di dalam diri setiap anak-anak-Nya. Mengapa Allah melakukan hal ini? Karena Allah mengasihi umat-Nya, terlebih lagi manusia yang Ia ciptakan.

[block:views=similarterms-block_1]

Allah rela dari kaya menjadi miskin, agar supaya setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus, yang tadinya miskin menjadi kaya dalam "ANUGERAH ALLAH. "

Pengharapan adalah salah satu anugerah Allah. Dalam pergumulan hidup umat percaya ada anugerah pengharapan. Jangan mengeluh, bersungut-sungut ataupun mulai tidak percaya kepada Allah, disaat Allah belum lagi menjawab Doa kita, melainkan tetap berharap, bahwa Allah punya rencana yang terbaik dalam hidup umat percaya di tengah-tengah pergumulan hidup. Rencana Allah tidak dapat terselami, maka itu sebagai umat percaya, tetap berharap dan percaya kepada Allah, bahwa setiap orang yang berharap kepada Allah tidak akan dikecewakan-Nya. Di dalam pengharapan umat percaya terdapat makna yang luas. Makna pengharapan itu adalah:

    1. Allah tidak pernah berubah.

Allah yang menciptakan umat Tuhan, dan yang menolong umat Tuhan adalah Allah yang tidak berubah, baik pertolongan maupun kasih-Nya, yang tidak dapat memisahkan umat Tuhan dengan Tuhan.

    1. Janji Allah tidak pernah berubah.

Allah adalah Allah yang berjanji dan melaksanakan janji-Nya. Contoh:Abraham, akan mendapat anak janji Allah kepada Abraham. Usia tua Araham akan mendapat anak? tidak mungkin. Kalau diterima dengan akal tidak mungkin itu terjadi, tetapi kenyataannya adalah di usia tua pun Allah menggenapi janji-Nya, yaitu Abraham dan Sara mendapat seorang anak,yang bernama Ishak. Jadi, Allah tidak mungkin mengingkari janji-Nya. Bila Ia yang membuka pintu maka tidak ada yang dapat menutupnya. Janji Allah melalui Firman-Nya adalah kekal bagi umat-Nya.

Tetap berharap dan percayalah kepada Tuhan setiap saat, jangan bimbang, ragu, ataupun tidak percaya kepada-Nya.