Penyesalan

Oleh : Yon Maryono

Menurut Wikipedia, penyesalan (regret) diartikan sebagai a negative conscious and emotional reaction to personal past acts and behaviors. Peribahasa mengatakan sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna. Peribahasa ini berarti sebelum bertindak atau melakukan sesuatu, hendaknya dipikirkan terlebih dahulu baik buruknya. Suatu gambaran bahwa tidak ada satu penyesalan yang mendahului perbuatan, selamanya penyesalan datang kemudian. Hal ini bermakna, setiap langkah dalam kehidupan itu mempunyai arti, oleh karena itu pikirkanlah sebelum bertindak.

Oleh : Yon Maryono

Menurut Wikipedia, penyesalan (regret) diartikan sebagai a negative conscious and emotional reaction to personal past acts and behaviors. Peribahasa mengatakan sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna. Peribahasa ini berarti sebelum bertindak atau melakukan sesuatu, hendaknya dipikirkan terlebih dahulu baik buruknya. Suatu gambaran bahwa tidak ada satu penyesalan yang mendahului perbuatan, selamanya penyesalan datang kemudian. Hal ini bermakna, setiap langkah dalam kehidupan itu mempunyai arti, oleh karena itu pikirkanlah sebelum bertindak.


Banyak nasehat tentang penyesalan yang sangat bijak, tetapi faktanya hampir semua manusia pernah menyesal bahkan sering menyesal. Manusia cenderung sulit belajar penyesalan masa lalu sebagai media untuk berhati-hati melangkah kedepan. Penyesalan seringkali tidak bertahan lama dan di hari-hari selanjutnya perbuatan yang sama diulangi lagi. Sebuah penyesalan yang palsu, merasa salah tetapi tidak berupaya memperbaiki, merasa tertinggal tetapi tidak mau mengejar.
Banyak peristiwa penyesalan terkait dengan perkara duniawi yang telah memberi gambaran bagaimana tanggapan manusia. Bagaimana dengan perkara rohani ? Kata “Menyesal" (Ibr. _naham_) mengungkapkan perasaan dan kesedihan yang mendalam kepada Allah atas pemberontakan manusia. Di dalam ritual Israel kuno di mana seseorang menabur abu di atas kepalanya atau di seluruh tubuhnya sebagai symbol atau tanda kesedihan, penyesalan dan pertobatan (bdk. Kitab Ester 4:1, 3). Dalam Mazmur 102:10 penyesalan juga digambarkan dengan "memakan abu": "Sebab aku makan abu seperti roti, dan mencampur minumanku dengan tangisan." Faktanya, dalam sejarah Alkitab, umat Israel tetap bebal dihadapan Allah. Walaupun penuh symbol , penyesalannya adalah palsu karena kehidupan dunia memperdayakan mereka. Bagaimana dengan kita ? mungkin anda akan lebih menyesal kehilangan uang Rp 500.000,-- dari pada kehilangan waktu untuk bersekutu memuji dan menyembah Allah dalam ibadah hari minggu di gereja.


Bagaimana sikap Allah ? Ia yang penuh kasih tetap menawarkan pengampuinan kepada umat-Nya. Kalau kita menyesal karena pernah mendukakan hati Tuhan yang begitu baik, pengampunan Tuhan seharusnya membuat kita mengasihi Dia lebih dari segalanya, dan selalu bersyukur dalam kebaikan dan kemurahan hatiNya. Pengampunan Tuhan seharusnya juga akan membuat kita menjadi sangat waspada supaya tidak jatuh kembali ke dalam penyesalan yang berkibat dosa kepada-Nya. Pengampunan seharusnya direspons pengerahan tenaga untuk melayani Dia. Jangan biarkan penyesalan menjadikan kita tidak mampu berkarya, melainkan menjadikannya suatu dorongan untuk bertobat dan melayani Tuhan. Selanjutnya, Yesus menginginkan agar kita memiliki sikap yang suka mengampuni dan menolong mereka yang bersalah kepada kita, daripada sikap yang membalas dendam atau benci (Luk 17:3). Tuhan memberkati kita semua.