Perbedaan Kita dan 'Mereka'

Oleh: Francisca
"Apa sih bedanya Kristen sama non-Kristen?"
Apakah pertanyaan itu pernah ada di pikiran Anda?
Pikiran serupa pernah ada di benak saya. Ketika saya sudah kenal Tuhan Yesus dan saya sudah mengakui Dia sebagai Tuhan dan Juru selamat, tapi justru pertanyaan itu muncul di benak saya.
Di dalam keseharian saya, banyak sekali kejadian yang mempertanyakan apa perbedaan saya dengan ‘mereka’. Terkadang, ‘mereka’ hidup lebih diberkati dan mungkin terlihat lebih bahagia.
Begitu banyak kejadian yang mungkin terlihat lebih membahagiakan terjadi kepada ‘mereka’. Mungkin ‘mereka’ bisa hidup tanpa kesusahan ekonomi dengan keluarga yang bahagia, padahal ‘mereka’ tidak kenal Tuhan Yesus dan hidup tidak sesuai dengan ajaran Kristus. Bahkan, ‘mereka’ bermain curang akan tetapi hidup mereka seolah-olah lebih diberkati dibanding saya, yang sudah kenal Tuhan dan belajar melakukan kehendakNya.


Saya, seorang mahasiswi yang hidup di tengah keluarga yang bisa dibilang cukup berantakan. Puji Tuhan, saya sudah merasakan kasih Tuhan Yesus dan percaya bahwa hanya Tuhan satu-satunya jalan kebenaran. Orang tua saya terikat pada perjudian dan kakak saya benci kepada orang tua saya, sehingga ia pergi dari rumah dan hidup sendiri. Perjudian sudah mengikat orang tua saya sebelum kakak saya lahir, sehingga sulit untuk melepaskan tali pengikat tersebut.
Perjudian menyebabkan banyak kehancuran di keluarga saya. Kehilangan sosok orang tua dan juga kakak. Perjudian orang tua saya menyebabkan saya harus mencari uang untuk memenuhi kebutuhan saya, karena orang tua saya tidak mampu menghidupi saya. Puji Tuhan, masih ada saudara yang mau membantu biaya kuliah saya dan keluarga saya.
Bukan hanya dalam hal ekonomi, tapi juga keharmonisan keluarga direnggut oleh perjudian ini. Orang tua saya selalu berantam. Berat rasanya di usia ke-20 saya sudah melihat kejadian yang tidak menyenangkan, di mana barang-barang yang berterbangan di rumah, mulai dari kursi hingga asbak, melihat Ibu saya pingsan karena ditampar Ayah saya hingga pencobaan bunuh diri oleh Ayah saya dengan meminum obat nyamuk, lalu melihat Ayah saya membenturkan kepalanya di tembok, juga Ibu saya yang mencoba bunuh diri dengan pisau.
Mulailah timbul pertanyaan di atas. Saya melihat begitu banyak teman-teman saya yang hidupnya tidak benar, mulai dari merokok hingga free sex, tetapi hidup mereka tetap penuh dengan keluarga yang harmonis dan tidak terlihat kesusahan dalam hidup mereka. Saya mulai merenungkan pertanyaan ini hingga suatu hari saya mendapatkan jawabannya.
Ada dua hal yang saya pelajari, pertama, saya mendapatkan jawaban ini ketika saya sedang sharing dengan paman saya. Beliau berkata, "Ya kamu harus kuat dan tetap bersyukur. Kamu kenal Tuhan Yesus, dan kakak tidak. Inilah apa yang membedakan orang yang hidupnya sungguh-sungguh dalam Tuhan dan tidak. Orang yang hidup sungguh-sungguh dalam Tuhan, ketika diterpa masalah dia tetap setia dan tetap kuat, karena ada Tuhan Yesus yang menopang. Tetapi, orang yang tidak sungguh-sungguh pasti akan pergi dan meninggalkan seperti kakak kamu yang mungkin belum kenal Tuhan." Beliau menambahkan, "Orang Kristen dan non-kristen pasti sama-sama punya masalah. Apa yang membedakan? Ketika masalah datang, orang Kristen tetap kuat dan teguh karena ada pengharapan dari Tuhan Yesus. Sedangkan yang tidak percaya Tuhan pasti akan kehilangan harapan. Karena itu, kita banyak mendengar ada banyak orang yang mau bunuh diri, kan?
Hal kedua, saya dapat ketika saya sedang mempersiapkan bahan untuk sharing di gereja saya. Hal ini membicarakan mengenai grace and favor. Kita sering salah tangkap mengenai definisi grace dan favor, dimana kita pikir keduanya memiliki pengertian yang sama, padahal tidak. Grace atau anugrah adalah hal yang dapat diterima secara cuma-cuma, sedangkan favor atau perkenanan Tuhan adalah hal yang dapat diterima dengan bayar harga atau berkorban, sehingga tidak semua orang dapat merasakannya.
Sebagai ilustrasi, ketika bekerja, semua orang mendapatkan gaji sebesar Rp 3.000.000,00. Ini dinamakan grace karena standar di perusahaan tersebut adalah Rp 3.000.000,00. Tetapi, ketika kita bekerja lebih giat, dimana jam kerja selesai pukul 5 sore akan tetapi kita selesai pukul 6, maka atasan kita berbaik hati dan menggaji kita sebesar Rp 4.000.000,00, ini dinamakan favor. Hal yang tidak dapat dirasakan semua orang, tetapi harus ada pengorbanan.
Di hal kedua ini, saya simpulkan, hal yang membedakan kita sebagai orang percaya dengan orang di luar sana, bahwa ada perkenanan Tuhan di dalam hidup saya. Anugrah Tuhan seperti kehidupan di bumi mungkin dapat didapatkan oleh semua orang, tetapi keselamatan ilahi, hanya dapat dirasakan oleh orang yang hidupnya berkenan di mata Tuhan dan untuk hidup berkenan dibutuhkan pengorbanan seperti melawan keinginan daging. Disaat semua orang memandang korupsi hal yang sudah wajar, kita tetap setia dalam Tuhan, walaupun mungkin kita akan difitnah atau dibenci oleh sekeliling kita.
Biarlah setiap kita boleh didapatkan setia di mata Tuhan dan berpegang pada firmanNya. Walaupun, mungkin terkadang kita melihat ketidakadilan, akan tetapi percayalah bahwa Tuhan punya cara dan Ia selalu mendatangkan kebaikan. Semoga artikel saya dapat memberkati pembaca, Tuhan berkati!
"Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke mana pun engkau pergi" Yosua 1:7