Signifikansi Kebangkitan Kristus

Pdt. Samuel T. Gunawan, M.Th *

“Esensi Injil adalah kematian dan kebangkitan Kristus. Jika Kristus tidak dibangkitkan dari kematian, maka iman kita menjadi sia-sia dan Injil bukanlah kabar baik” - by STG -

Kematian dan kebangkitan Kristus tidak bisa dipisahkan, baik secara historikal maupun teologikal. Signifikansi peristiwa yang satu hanya bisa dipahami dalam korelasi dengan peristiwa lainnya. Kedua peristiwa ini penting untuk mencapai tujuan penyelamatan Allah (Roma 4:25).



Kebangkitan Kristus merupakan peristiwa faktual-historikal! Sesuai tuntutan rasionalitas ilmiah, Kitab Suci mendokumentasi pembuktian rasional kebangkitan Kristus dengan validitas dan catatan historis terpercaya. Peristiwa kebangkitan terverifikasi melalui kesaksian orang-orang yang dapat dipercaya dengan bukti otentik yang menyertai (baca: Mat 28:9; Mark 16:7-9, 13-13; Luk 24:1, 13-35; Yoh 20:11-29; ; 1 Kor 15:6).  Kesaksian  para saksi tentang Kristus yang bangkit adalah benar. Mustahil mengatakan ratusan saksi ini pendusta dengan risiko ancaman hidup mereka sendiri. Kesaksian mereka tentang kebangkitan Kristus teguh tak tergoyah walau terancam hukuman mati dari pihak yang menolaknya. Sedangkan bukti-bukti otentik lain dari kebangkitan Kristus adalah kubur kosong (Mat 27:57-60; Mark 15:42-25; Luk 23:50-53; Yoh 19:38-41), meterai Romawi (Mat 27:66), batu terguling (Luk 24:2), penjaga  (Mat 27:65; 28:4), tubuh yang hilang dari kubur (Luk 24:3), kain kafan (Yoh 2:6,7), dan kain peluh tergulung (Yoh 20:7).

Lalu, apakah signifikansi kebangkitan Kristus dari perspektif dogmatikal-teologikal?

Pertama, kebangkitan Kristus sebagai konfirmasi kebenaran pernyataanNya (Mat 16:21)  dan kebenaran prediksi Kitab Suci (1 Kor 15:3-4).

Kedua, kebangkitan Kristus merupakan bukti keilahianNya. Kristus adalah Allah-Manusia dalam satu pribadi (hipostatis). Di dalam natur (sifat) kemanusiaanNya Kristus mati membayar dosa-dosa manusia. Natur KeilahianNya mengharuskan Ia bangkit dari kematian (Kis 2:24; Mzm 16:10). KebangkitanNya adalah bukti bahwa Ia telah menaklukkan dosa, setan, penyakit dan kematian (Ibrani 2:9-14; Wahyu 1:18). Kristus adalah Tuhan!

Ketiga, kebangkitan Kristus adalah verifikasi bahwa korbanNya bagi dosa manusia dalam kematianNya dikayu salib sempurna dan diterima Allah Bapa. KematianNya menyebabkan terjadinya peristiwa pendamaian, penebusan, penggantian, pengampunan, pembenaran, dan pengudusan. Dampak lainnya, kita mengenal yang disebut dengan penyediaan, anugerah, pemilihan, panggilan, pembaharuan, perpalingan (pertobatan dan iman), persatuan dengan Kristus, pengangkatan anak, jaminan kekal dan pemuliaan. Daftar istilah biblikal ini disebut keselamatan. Satu “permata” dengan enam belas sisi bernilai abadi dari kekekalan masa lampau (posesef), masa kini (progresif), dan kekekalan masa mendatang (prospektif).

Keempat, kebangkitan Kristus berdampak  transformatif  bagi manusia. KebangkitanNya membawa kelepasan dari dosa-dosa masa lalu (Rm 6:4-11); memberi jaminan masa kini dimana kita diselamatkan dari kuasa dosa, disucikan dan hidup terpelihara (Rm 8:1-3, 31-39; Ibr 7:25);  dan juga memberi pengharapan di masa yang akan datang (1 Kor 15:17-23; 50-57).

Kelima, kebangkitan Kristus menjadi pondasi Kekristenan yang membuatnya unik dan berbeda dari semua agama lainnya (1 Kor 15:1-4). Gereja yang eksis pada hari pentakosta oleh kuasa Roh Kudus  berdiri kokoh di atas dasar kematian dan kebangkitan Kristus (Kis 2:24-32; 3:15; 4:2).

Akhirnya, kuasa kebangkitan Kristus yang berdampak pada kekekalan, juga berimpak pada kekinian kita. Di dunia yang menakutkan ini, di mana eskalase kejahatan, kehancuran moral dan etis meningkat, justru kuasa kebangkitanNya memberi kekuatan dan daya transformatif. Kuasa kebangkitanNya memberi pengharapan bagi ketidakpastian, keresahan, ketidakadilan dan kemiskinan, serta memampukan kita  membawa spiritualitas dan perubahan yang membangun dan memulihkan. Bersama Paulus dengan iman kita berkata “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya…, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati” (Filipi 3:10-11).

“KematianNya adalah kehidupan kita; kebangkitanNya adalah kemenangan kita”, disertai ucapan Selamat Paskah Tahun 2012!

*Penulis adalah teolog Protestan-Kharismatik, Pendeta di GBAP Jemaat  El Shaddai Palangka Raya, Pengajar di STT IKAT dan STT Lainnya.