artikel

Fenomena Figur & Jalur Independen (Bangun Demokrasi dari Sudut Pandang Paskah Kristus sebagai Paskah Politik)

Oleh: Sefnat A. Hontong

Ada satu narasi dalam kitab Injil Matius yang mengatakan bahwa sampai pada peristiwa Paskah Kristus masih ada juga beberapa murid Yesus yang merasa ragu-ragu dengan apa yang mereka alami (bandk. Mat. 28:17). Pertanyaan saya adalah: mengapa begitu? Menarik sekali adalah catatan yang dibuat oleh Douglas R.A. Hare dalam Mattew Interpretation, A Bible Commentary for Teaching and Preaching (p. 332-333), yaitu bahwa yang membuat mereka merasa ragu-ragu adalah bukan karena apa yang mereka lihat, melainkan karena apa yang mereka dengar.

Memang Douglas kelihatannya sedang mempertentangkan antara apa yang dilihat dan apa yang didengar orang. Bagi saya, sebenarnya tidak harus begitu. Apa yang dilihat orang dan apa yang didengar orang, adalah sama-sama penting dan sama-sama bisa menjadi referensi untuk mengatakan bahwa sesuatu itu benar. Namun kesimpulan seperti ini, hendak mengingatkan kita kepada pendekatan ala Barat yang rasionalistis, yang seringkali merasa curiga terhadap unsur kepercayaan mistis (agama asli) dalam narasi kitab Injil. Baca selengkapnya ... about Fenomena Figur & Jalur Independen (Bangun Demokrasi dari Sudut Pandang Paskah Kristus sebagai Paskah Politik)

Keluarga yang Beribadah Kepada Tuhan

Oleh: Pdt. Samuel T. Gunawan,M.Th

Khotbah Ibadah Raya GBAP El Shaddai Palangka Raya
Minggu, 14 April 2013

“Sebab itu, takutlah akan TUHAN dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada TUHAN. Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!” (Yosua 24:14-15)

PENDAHULUAN

Kata ibadah kepada TUHAN disini saya terjemahkan sebagai “melayani, berbakti, dan mengabdi kepada Tuhan”. Ibadah dalam konsep Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru mempunyai arti “pelayanan”. Kata Ibrani untuk ibadah adalah “avoda” sedangkan kata Yunani yang dipakai adalah “latreia”. Kata “avoda” dan “latreia” pada mulanya menyatakan pekerjaan budak atau hamba upahan. Dan dalam rangka mempersembahkan “ibadat” ini kepada Allah, maka para hamba-Nya harus meniarap (Ibrani “hisytakhawa”, atau Yunani “proskuneo”) dan dengan demikian mengungkapkan rasa takut penuh hormat, kekaguman dan ketakjuban penuh puja. Baca selengkapnya ... about Keluarga yang Beribadah Kepada Tuhan

Perceraian dan Pernikahan Kembali

Oleh: Pdt. Samuel T. Gunawan, M.Th

Khotbah Ibadah Raya GBAP El Shaddai Palangka Raya
Minggu, 24 Maret 2013

“Jawab Yesus: "Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan? Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Matius 19:4-6)

PENDAHULUAN

Ini adalah sesi ketiga khotbah saya dari seri bimbingan pernikahan dan pembinaan keluarga. Sebelumnya saya telah menyampaikan sesi: ESENSI PERNIKAHAN KRISTEN dan sesi: PERUBAHAN PENTING SETELAH PERNIKAHAN. Hari ini saya menyampaikan sesi: PERCERAIAN DAN PERNIKAHAN KEMBALI. Baca selengkapnya ... about Perceraian dan Pernikahan Kembali

Paskah Melawan Harmoni Palsu

Oleh: Sefnat A. Hontong

Ke-harmoni-an adalah ide tertinggi dalam hidup bersama, bahkan sejak dalam agama asli dulu. Di Halmahera, orang melakukan itu dalam tradisi dan ritual ‘gomatere/gomahate’ saat terjadi gangguan dalam hidup mereka. Tujuan mereka adalah terciptanya sikon hidup yang harmoni, alias tidak ada pertentangan-pertentangan. Hal ini mau memberi petunjuk kepada kita bahwa ‘pertentangan’ adalah sesuatu yang negatif/tidak baik. Pertentangan adalah penghambat, bahkan penghancur yang harus diwaspai. Pertentangan adalah ‘musuh’ terbesar dari manusia yang menginginkan ke-harmoni-an/san dalam membangun hubungan-hubungan sosial. Pertentangan harus diantisipasi dan dijauhkan, jika bisa, ia tidak bisa muncul dalam hidup bersama. Baca selengkapnya ... about Paskah Melawan Harmoni Palsu

Memilih Pasangan Hidup

Oleh: Pdt. Samuel T. Gunawan, M.Th

Khotbah Ibadah Raya GBAP El Shaddai Palangka Raya
Minggu, 31 Maret 2013

“Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap” (1 Korintus 6:14)

PENDAHULUAN

Pernikahan merupakan ide Tuhan untuk mempersatukan seorang pria dan wanita. Melalui pernikahan Allah memberi kesempatan kepada pria dan wanita untuk hidup bersama. Kehidupan bersama pria dan wanita ini harus didasarkan atas kasih karunia. Pernikahan sebagai sebuah lembaga, ditetapkan oleh Allah sendiri (Kejadian 2:24), dan melukiskan persekutuan antara Kristus dan gerejaNya (Efesus 5:31-32). Dalam pernikahan suami dan istri mengikat diri dalam suatu tujuan yang kudus, untuk membangun rumah tangga bahagia dan harmonis. Sebagaimana Yesus Kristus mengasihi satu gereja dan gereja itu mengasihi satu Tuhan, demikian seorang pria dipanggil mengasihi satu wanita dan wanita mengasihi satu pria. Baca selengkapnya ... about Memilih Pasangan Hidup

Salam Bagimu Mat. 28:9, Aku Bangkit -- Aku Hidup Bagimu yang Mengasihi-Ku

Oleh: Ev. Sudiana

Pernahkah Anda menerima salam dari seseorang yang sangat Anda rindukan? Bagaimana rasanya? Tentu sangat menyenangkan bukan?

Jika orang yang sangat kita rindukan tersebut ternyata adalah juga orang yang sangat mengasihi kita, memperhatikan kita, dan juga sangat merindukan kita "WOW-BAHAGIANYA"

Hal seperti itulah yang terjadi terhadap Maria setelah malaikat memberitahukan tentang kebangkitan Yesus. Dirinya dipenuhi harapan yang besar untuk bertemu dengan Kristus kembali. Perasaan takut terkalahkan oleh kerinduan bertemu dengan sang Juruselamat. Baca selengkapnya ... about Salam Bagimu Mat. 28:9, Aku Bangkit -- Aku Hidup Bagimu yang Mengasihi-Ku

Meresponi Perkataan Tuhan Yesus

Oleh: Ev. Sudiana
 
Di kayu salib, Tuhan Yesus tidak mengomel atau memaki orang-orang yang telah bersekongkol untuk menyalibkan Dia. Dia juga tidak menyalahkan murid-murid yang meninggalkan diri-Nya. Di kayu salib, Tuhan Yesus justru memohon pengampunan bagi mereka yang telah menyalibkan Dia.

Di kayu salib, Tuhan Yesus tidak membalas dengan mengancam, mencerca, atau mengutuki orang-orang yang memusuhi diri-Nya, melainkan Ia mendemonstrasikan pengampunan terhadap mereka yang tidak pantas untuk diampuni.

Dia berdoa, "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Luk 23:34. Baca selengkapnya ... about Meresponi Perkataan Tuhan Yesus

Pembasuhan Kaki, Benarkah Mempunyai Makna?

Oleh: Yon Maryono

Hari Kamis pagi, saya diingatkan istri untuk membersihkan kaki. Menggosok kaki yang cenderung kulitnya tebal kasar dengan batu gosok dan memotong kuku kaki supaya rapi. Mengapa, karena sore hari kami mengikuti Ibadah Kamis Putih yang dalam rangkaian liturginya terdapat acara pembasuhan kaki. Saya bisa mengerti pikiran seorang wanita yang ingin selalu merawat tubuhnya. Tetapi bila dia harus ke salon, manicure dan pedicure, dikutek lagi dengan biaya ratusan ribu dan menyemprotkan parfumnya tidak di bagian yang biasa ditubuhnya tapi di kaki dan sepatunya, wah…………….?. Tampaknya tampilan lahiriah : kaki mulus, indah atau tebal, kasar berotot bagian yang lebih utama, bukan dimaknai hakekat atau arti rohaninya. Seperti memikul salib tidak berarti membuat salib kemudian dibebankan dan dipikul dipundaknya tetapi sanggup diolok, di nista, di sengsarakan, dianiaya karena kita sebagai pengikut Kristus. Baca selengkapnya ... about Pembasuhan Kaki, Benarkah Mempunyai Makna?

Kebangkitan Kristus: Peristiwa Transformatif Bagi Orang Percaya

Oleh: Pdt. Samuel T. Gunawan, SE, M.Th
 
Kekristenan memahami Paskah sebagai perayaan dan peringatan kebangkitan Kristus dari kematian. Kebangkitan Kristus (Paskah) tidak bisa dipisahkan dari peristiwa kematianNya (Jumat Agung) baik secara historikal maupun teologikal. Untuk mencapai tujuan penyelamatan maka signifikansi peristiwa yang satu hanya bisa dipahami dalam korelasi dengan peristiwa lainnya. Paulus menegaskan “Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci” (1 Kor 15:3-4).

Lalu, apakah arti dari kebangkitan Kristus bagi kita? Majalah TAHETA edisi April 2012 di halaman 8, saya menyebutkan enam signifikansi dari kebangkitan Kristus, yaitu : (1) konfirmasi kebenaran pernyataanNya dan kebenaran prediksi Kitab suci; (2) bukti keilahianNya; (3) Verifikasi korbanNya yang sempurna dan diterima Allah Bapa; (4) transformatif bagi manusia; (5) pondasi dari Kekristenan; dan (6) Memberi dampak pada kekekalan dan kekinian kita. Baca selengkapnya ... about Kebangkitan Kristus: Peristiwa Transformatif Bagi Orang Percaya

Mental Kaca atau Mental Baja

Oleh: Ev. Sudiana

Palu menghancurkan Kaca, tapi Palu membentuk Baja

- Jika jiwa kita rapuh seperti Kaca, maka ketika Palu masalah menghantam kita, maka dengan mudah kita putus asa, frustasi, kecewa, marah dan jadi remuk redam.

- Jika kita adalah Kaca, maka kita juga rentan terhadap benturan. Kita mudah tersinggung, kecewa, marah, atau sakit hati saat kita berhubungan dengan orang lain. Sedikit benturan sudah lebih dari cukup untuk menghancurkan hubungan kita.

- Jangan pernah jadi Kaca, tapi jadilah Baja.

Mental Baja adalah mental yang selalu positif, bahkan tetap bersyukur di saat masalah dan keadaan yang benar2 sulit tengah menghimpitnya. Baca selengkapnya ... about Mental Kaca atau Mental Baja

Pages