artikel

Perubahan Penting Setelah Pernikahan

Oleh: Pdt. Samuel T. Gunawan, M.Th

Khotbah Ibadah Raya GBAP El Shaddai Palangka Raya
Minggu, 17 Maret 2013

“Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia”  (Matius 19:5-6)

PENDAHULUAN

Pernikahan adalah suatu lembaga yang ditetapkan Allah bagi manusia sesuai dengan kebutuhannya. Perhatikan Frase dalam “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia” (Kejadian 2:18).  Saat laki-laki (ha adam) “seorang diri saja” maka Allah menyatakan bahwa keadaan ini “tidak baik”. Jadi Allah memutuskan untuk menciptakan “ezer kenegdo” atau “seorang penolong”. Baca selengkapnya ... about Perubahan Penting Setelah Pernikahan

Cerita Kepiting

Oleh: Ev. Sudiana

Kita semua pasti tahu wujud dari binatang kepiting. Namun, tidak banyak orang tahu sifat kepiting. Di Filipina, masyarakat pedesaan gemar sekali menangkap dan memakan kepiting sawah. Kepiting itu ukurannya kecil, tapi rasanya cukup lezat. Kepiting-kepiting itu dengan mudah ditangkap di malam hari, lalu dimasukkan ke dalam baskom tanpa diikat. Keesokan harinya, kepiting-kepiting itu akan direbus, dimasak, lalu disantap untuk lauk selama beberapa hari. Yang paling menarik dari kebiasaan ini adalah, kepiting-kepiting itu selalu berusaha keluar dari baskom sekuat tenaga dengan menggunakan capit-capitnya yang kuat. Tapi seorang penangkap kepiting yang berpengalaman selalu tenang meskipun hasil buruannya selalu berusaha melosokan diri. Si pemburu tahu betul sifat si kepiting. Bila ada kepiting yang hampir meloloskan diri keluar dari baskom, teman-temannya pasti akan menariknya lagi kembali ke dasar. Jika ada lagi yg naik dengan cepat ke mulut baskom, lagi-lagi temannya akan menariknya turun dan begitu seterusnya sampai akhirnya tidak ada yg berhasil keluar.

Begitu pula dalam kehidupan, tanpa sadar, di sekitar kita juga ada orang-orang seperti kepiting-kepiting itu. Baca selengkapnya ... about Cerita Kepiting

Membangun Masyarakat yang Jujur dan Benar

Oleh: Pdt Midian KH Sirait, MTh
 
Sebagai warga gereja dalam terang kesetiaan kepada Tuhan, dan tanggung jawab sebagai warga negara banyak tugas dan tanggungjawab orang Kristen yang dapat dilakukan untuk membangun bangsa Indonesia. Kita harus memperjuangkan kondisi dan situasi masyarakat yang adil, damai dan sejahtera.Kita tidak akan pernah bisa tergerak untuk melakukan peran aktif demi kejujuran dan kebenaran apabila kita tidak mengasihi sesama dimana kita tinggal.

Bertekad melakukan perubahan yang lebih baik. Inilah tugas yang menjadi prioritas dari setiap orang Kristen, yaitu menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan, karena bangsa kita sedang dilanda persoalan-persoalan yang di dalamnya termasuk korupsi yang marak mendapat perbincangan di Republik ini, seperti yang ditayangkan media cetak dan televisi swasta akhir-akhir ini. Baca selengkapnya ... about Membangun Masyarakat yang Jujur dan Benar

Aksesoris ‘Salib’ di Pinggiran Jalan

Oleh: Sefnat A. Hontong

Sejak tahun 2001 hampir di seluruh wilayah Halmahera di mana terdapat jemaat Gereja Masehi Injili di Halmahera (GMIH), selalu pada saat menjelang perayaan Paskah (masa pra Paskah); --seperti sekarang ini--, akan terlihat fenomena ‘Salib’ di pinggiran jalan. Seolah-seolah tanpa ‘salib’ di pinggiran jalan, belumlah lengkap suasana dan perayaan masa pra Paskah. Beberapa orang pernah bercerita dan menganalisa fenomena yang dianggap baru ini. Sebagian dari mereka mengatakan ‘tradisi’ ini diadopsi dari kebiasaan warga jemaat di Gereja Masehi Inili di Minahasa (GMIM) dalam merayakan masa pra Paskah. Sebagian lagi menyatakan merasa heran dan bingung karena fenomena ini secara tiba-tiba muncul dan terus lestari hingga kini.

Tanpa mempersoalkan dari mana tradisi ini disumberkan, saya lebih memilih untuk melihatnya sebagai sebuah fakta dari dalam, yang saya sebut dengan ‘fakta kontinuitas hidup pasca rusuh’, yang membutuhkan sebuah symbol aplikatif-survived. Berikut saya ingin menjelaskannya! Baca selengkapnya ... about Aksesoris ‘Salib’ di Pinggiran Jalan

Esensi Pernikahan Kristen

Oleh: Pdt. Samuel T. Gunawan, M.Th

Khotbah Ibadah Raya GBAP El Shaddai Palangka Raya
Minggu, 10 Maret 2013

“Jawab Yesus: "Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan? Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia”  (Matius 19:4-6)

Pendahuluan

Ini adalah sesi pertama khotbah saya dari seri bimbingan pernikahan dan pembinaan  keluarga. Hari ini, saya akan menyampaikan sesi: ESENSI PERNIKAHAN KRISTEN. Untuk selanjutnya saya akan menyampaikan Sesi: TUJUH PERUBAHAN PENTING SETELAH PERNIKAHAN; sesi: PERCERAIAN DAN PERNIKAHAN KEMBALI; sesi: MEMILIH PASANGAN HIDUP; dan sesi: HIDUP BERSAMA DALAM KELUARGA. Baca selengkapnya ... about Esensi Pernikahan Kristen

Masa Penghayatan Penderitaan Kristus

Oleh: Yon Maryono

Pada saat seorang pendoa dalam doanya mengucapkan kami tolak menderita, tolak sakit ginjal, tolak kemiskinan, tolak kegagalan dan sebagainya. Timbul pertanyaan pada diri saya, kalau menderita atau dianiaya oleh karena kebenaran Tuhan (Mat 5:10), bagaimana? Setiap manusia pasti pernah menderita. Ada banyak sebab manusia menderita: akibat perbuatan dosa, akibat perbuatan bodoh, atau karena hal itu merupakan realitas hidup di dunia yang berdosa ini. Namun, ada juga orang yang menderita karena kehendak Allah untuk menunaikan misi-Nya, termasuk para Rasul Yeus yang akhir hidupnya mati karena dianiaya, disiksa, disalib bahkan dipenggal kepalanya seperti Rasul Paulus. Dalam fakta kehidupan, manusia tidak bisa berbuat lain kecuali menghadapinya. Oleh karena itu, pemahanan makna penderitaan yang salah dapat menimbulkan sikap rohani yang salah pula. Seseorang dapat menyalahkan diri sendiri, bila ia tidak berhasil atau gagal atau terserang penyakit. Biasanya pertanyaan yang muncul: Apa dosa saya kepada Tuhan? Padahal sakit gatal karena tidak pernah mandi, dianggap penyakitnya terjadi karena dosa, atau di PHK karena krisis ekonomi akibat dosanya. Bukankah Nabi Elia juga terkena dampaknya ketika terjadi kekeringan (I Raja-raja 17:5-6)?

Oleh karena itu, merenungkan makna penderitaan adalah penting, karena karena penderitaan itu merupakan fakta yang tidak dapat kita hindarkan. Justru di dalam dunia sekuler diyakini No Crisis No Growth. Inilah salah satu maksud penetapan perayaan minggu-minggu sengsara, yang dikenal masa Pra-Paskah, dalam kalender gerejawi. Sebuah penghayatan terhadap penderitaan Yesus untuk direnungkan dan dihayati maknanya dalam kehidupan kita. Baca selengkapnya ... about Masa Penghayatan Penderitaan Kristus

Tuhan Tidak Tinggal Diam

Oleh: Metha Chandra

Saya seorang wanita karier yang bekerja di departemen export-import, yang mana sebelum saya bekerja di perusahaan tersebut, sudah ada karyawan lain, sorang pria bapak-bapak yang lebih senior, yang lingkup pekerjaannya sama dengan saya, sebelum saya masuk. Dan karena keseniorannya, dalam perkembangan selanjutnya, dia diangkat menjadi Direktur.

Entah mengapa, si Bapak ini seperti tidak senang saya menjadi saingannya, padahal dia sudah dimutasi ke jabatan yang lebih tinggi, dan pekerjaan saya pun sudah tidak ada hubungannya dengan pekerjaan yang dia tangani.

Singkat cerita, pada suatu hari saya kehilangan uang dollar untuk membayar agen pelayaran yang sdh saya siapkan dan saya masukkan dalam amplop2 tertentu. Uang yang hilang waktu itu cukup banyak menurut takaran saya yang hanya karyawan, yakni USD 1000, atau kurang lebih Rp 9,8 Juta. Baca selengkapnya ... about Tuhan Tidak Tinggal Diam

Mengatasi Kekuatiran Hidup

Oleh: Pdt. Samuel T. Gunawan, M.Th

Khotbah Ibadah Raya GBAP El Shaddai Palangka Raya
Minggu, 03 Maret 2013

Berdasarkan Ajaran Kristus dalam Matius 6:25-34

“Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?” (Matius 6:25)

Pendahuluan

Kekuatiran adalah “rasa takut tentang sesuatu hal yang belum pasti terjadi; merasa cemas; atau merasa gelisah”. Kekuatiran hadir pertama kali dalam kehidupan manusia sebagai akibat dosa. Kekuatiran merupakan dampak dari kejatuhan manusia pertama (Adam dan Hawa) dalam dosa. Akibat dari kejatuhan itu, dosa telah menjalar kepada semua manusia dan menjangkau setiap aspek natur dan kemampuan manusia: termasuk rasio, hati nurani, kehendak, hati, emosinya dan keberadaannya secara menyeluruh (2 Korintus 4:4, 1Timotius 4:2; Roma 1:28; Efesus 4:18; Titus 1:15). Baca selengkapnya ... about Mengatasi Kekuatiran Hidup

Hukum Truk Sampah

Oleh: Ev. Sudiana

Suatu hari saya naik sebuah taxi dan menuju ke Bandara. Kami melaju pada jalur yang benar ketika tiba-tiba sebuah mobil hitam melompat keluar dari tempat parkir tepat di depan kami. Supir taxi menginjak pedal rem dalam-dalam hingga ban mobil berdecit dan berhenti hanya beberapa senti dari mobil tersebut. Pengemudi mobil hitam tersebut mengeluarkan kepalanya dan memaki ke arah kami. Supir taxi hanya tersenyum dan melambai pada orang tersebut. Saya sangat heran dengan sikapnya yang bersahabat. Saya bertanya, "Mengapa Anda melakukannya? Orang itu hampir merusak mobil Anda dan dapat saja mengirim kita ke rumah sakit!"

Saat itulah saya belajar dari supir taxi tersebut mengenai apa yang saya kemudian sebut "Hukum Truk Sampah". Ia menjelaskan bahwa banyak orang seperti truk sampah. Mereka berjalan keliling membawa sampah, seperti frustrasi, kemarahan, kekecewaan. Seiring dengan semakin penuh kapasitasnya, semakin mereka membutuhkan tempat untuk membuangnya, dan seringkali mereka membuangnya kepada Anda. Baca selengkapnya ... about Hukum Truk Sampah

Kasih Kristiani (Mengaktualisasi Kasih yang Tergambar dalam 1 Korintus 13)

Oleh: Pdt. Samuel T. Gunawan, M.Th

Khotbah Ibadah Raya GBAP El Shaddai Palangka Raya
Minggu, 24 Pebruari 2013

“Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan..” (1 Korintus 13:4-8a)

PENDAHULUAN

1 Korintus 13 adalah salah satu pasal yang paling di kenal dalam Alkitab, sekaligus pasal yang paling rumit. Bagi kebanyakan orang Kristen, gambaran kasih disini lebih merupakan gagasan ketimbang pengalaman, atau lebih bersifat teoritik ketimbang praktis. Daya tarik ayat ini membuat banyak orang Kristen terpana bagaikan memandang gunung yang menjulang tinggi dalam kemegahannya sehingga membuat kita tertarik untuk mengukur ketinggiannya, namun menyadari betapa kita terikat di bumi dan tidak memiliki peralatan untuk mendakinya. Kita mengenal kasih, tetapi kita juga mengenal diri kita dan betapa jauhnya aktualitas kasih kita. Kasih itu sendiri “tak pernah gagal”, kitalah yang gagal, bahkan seringkali gagal menerapkannya. Baca selengkapnya ... about Kasih Kristiani (Mengaktualisasi Kasih yang Tergambar dalam 1 Korintus 13)

Pages