artikel

Moral Kristen

Oleh: S.M.T Gultom
 
Di berbagai belahan dunia yang fana ini, manakala kelompok Kristennya tergolong minoritas dalam suatu masyarakat, tidak mengherankan bila selalu ditekan untuk menyesuaikan diri dengan ukuran-ukuran yang berlaku dari masyarakat tersebut. Sedangkan tekanan yang terus menerus pada setiap orang dapat mengikis standar moral mereka. Sementara itu, penyesuaian dengan standar moral dunia berarti melawan kekudusan. Bagaimana sesungguhnya mereka harus bersikap?
 
Orang Kristen diperintahkan untuk menjadi lain dengan dunia. Perintah ini dapat dipahami melalui nasehat Paulus dalam Roma 12:1-2, demikian:”Karena itu saudara-saudara, demi kemurahan Tuhan aku menasehatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Tuhan; itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Tuhan: apa yang baik yang berkenan kepada Tuhan dan yang sempurna”. Inti dari nasehat ini adalah menjaga kekudusan. Baca selengkapnya ... about Moral Kristen

Urusan Politis, Urusan Gereja

Oleh: Sefnat A. Hontong

Pengantar

Sebagai awal kata, saya harap artikel ini bisa berfungsi sebagai pengantar diskusi, yang bisa saja dianggap belum memadai. Selanjutnya, saya sadar betul bahwa judul seperti ini bisa dan pasti mengundang banyak kontroversial di antara kita. Namun jangan dulu terburu-buru menuding saya secara sinis, oleh sebab hanya judul artikel ini. Berikanlah kesempatan kepada saya untuk menguraikan apa yang saya pikirkan ketika membuat judul artikel ini.

Pertama, yang saya maksudkan dengan arti kata ‘politik’ di sini adalah seperti yang dimaknai oleh Robert P. Borrong, yakni kata politik berasal kata Yunani: (politeia), yang menunjuk pada prinsip-prinsip dan tindakan-tindakan yang bersangkut paut dengan kehidupan umat, masyarakat dan negara atau ‘pengelolaan hidup umat, masyarakat dan negara’. Dengan begitu, maka pengertiannya melebihi pengertian yang sempit dan praktis, sebagaimana orang pada umumnya membaca dan memberi makna terhadap kata ini (politik). Jika ia (politik) adalah sesuatu yang bersangkut paut dengan kehidupan umat, masyarakat dan negara, saya yakin, tidak ada seorangpun yang bisa lepas dari apa yang dinamai politik. Baca selengkapnya ... about Urusan Politis, Urusan Gereja

Always Positive Thinking!!!

Oleh: Ev. Sudiana

Ada seorang ayah yang menjelang ajalnya di hadapan sang istri berpesan DUA hal kepada 2 anak laki-lakinya :

- Pertama: Jangan pernah menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadamu.
- Kedua: Jika pergi ke toko jangan sampai mukanya terkena sinar matahari.

Waktu berjalan terus. Dan kenyataan terjadi, bahwa beberapa tahun setelah ayahnya meninggal anak yang sulung bertambah kaya sedang yang bungsu menjadi semakin miskin.

Pada suatu hari sang Ibu menanyakan hal itu kepada mereka. Baca selengkapnya ... about Always Positive Thinking!!!

Negative Thinking

Oleh: Ev.Sudiana

Negative Thinking atau berpikiran negatif adalah cara seseorang memberikan penilaian atau kesimpulan secara bertolak belakang dari kenyataannya.

Dalam bertindak orang-orang yang berpikiran negatif umumnya akan mendasarinya pada kecurigaan dan dugaan-dugaan - atau asumsi-asumsi yg belum tentu benar.

Akan tetapi orang tersebut masih terus memaksakan penilaiannya itu dengan segala argumentasinya dan ingin sekali agar orang lain membenarkan penilaiannnya itu.

Kita dapat belajar, betapa orang-orang yang memiliki pikiran negatif cenderung mempersulit keadaan, sulit untuk menerima kebenaran dan akhirnya bagi dirinya sendiri tidak akan pernah menjadi berkat bagi orang lain.

Persoalan negative thinking atau berpikiran negatif ini memang sudah ada sejak manusia jatuh dalam dosa.

Baca selengkapnya ... about Negative Thinking

Cikal Bakal Lahirnya Gereja Barat dan Gereja Timur

Oleh: Phasa Joshua

Istilah Timur dan Barat dalam hal ini berdasarkan pengertian Ilmu Bumi. Tetapi istilah “Timur-Barat” itu dapat juga dipakai dengan cara lain. Dalam hal ini berbicara mengenai Gereja Timur dan Gereja Barat. “Barat” berarti: yang suasananya dipengaruhi oleh pendapat-pendapat seperti yang timbul di kekaiseran Romawi bagian Timur. Gereja-gereja bercorak “Timur” gereja Orthodoks Timur (a.l. Rusia). Gereja-gereja bercorak “Barat” ialah Gereja Roma-Katolik dan gereja-gereja Protestan.

Gereja timur dengan Gereja Barat berpisah satu dengan yang lainnya mulai abad ke-3, karena Gereja Barat mulai mempergunakan bahasa Latin. Pada abad ke-4 terjadi perpecahan serius karena pertikaian mengenai doktrin ketritunggalan. Tetapi kedua pihak kemudian rujuk kembali setelah penyelesaian oleh Gereja Timur setelah konsili Konstantinopel tahun 381. Namun pada abad ke-5 dengan runtuhnya kekaiseraan Barat, kesatuan politik kedua wilaya buyar sama sekali dan hubungan kedua gereja makin renggang disebabkan oleh perkembangan yang semakin menjauhi satu dengan yang lainnya. Perubahan ini terjadi karena kaisar-kaisar Timur tetap menaruh perhatian terhadap Roma dan dan para Paus masi ingin membangun hubungan perastuan dengan Gereja Timur, yaitu dengan dunia beradab. Baca selengkapnya ... about Cikal Bakal Lahirnya Gereja Barat dan Gereja Timur

Siap Rugi....! (Matius 8:28-34)

Oleh: Sefnat A. Hontong

Cerita yang dikumpulkan oleh Matius dalam perikop ini bertujuan memperlihatkan bahwa Yesus lebih berkuasa dari segala kuasa yang ada di dunia; dari kuasa penyakit sampai pada kuasa alam dan angkasa (8:23-27). Namun, ada yang menarik dari kisah ini, sebagaimana nyata dalam ayat 34 “Maka keluarlah seluruh kota mendapatkan Yesus dan setelah mereka berjumpa dengan Dia, merekapun mendesak Dia, supaya Ia meninggalkan daerah mereka”. Pertanyaan yang perlu diajukan: mengapa masyarakat di Gadara mengusir Yesus? Bukankah Yesus baru saja menolong mereka? Tidak adakah rasa terima kasih mereka kepada Yesus? Apa alasan mereka mengusir Yesus?

Nampaknya alasan mereka mengusir Yesus karena ada kabar tentang matinya ternak babi mereka (ayat 32-33). Babi dalam perikop ini menggambarkan kebutuhan hidup masyarakat di kota Gadara. Sedangkan karya Yesus terhadap dua orang yang kerasukan setan adalah gambaran tanggung jawab umat manusia yang peduli terhadap orang lain. Orang-orang di Gadara agaknya sangat mengutamakan kebutuhan hidup, sehingga mengesampingkan tanggung jawab terhadap sesama yang sedang menderita. Baca selengkapnya ... about Siap Rugi....! (Matius 8:28-34)

Masalah.. Siapa Takut..?

Oleh: Pdt.Yahya Mulyono

Banyak orang yang takut menghadapi masalah. Bahkan kita sering mendengar doa orang Kristen yang meminta kepada Tuhan agar dihindarkan dari masalah kehidupan. Padahal di balik masalah itu ada berkat terselubung yang disediakan Tuhan bagi kita. Di balik masalah yang kita hadapi pasti ada hikmatnya, yang akan membuat kita kagum akan karya Tuhan yang ajaib itu.

Kita akan merenungkan kisah yang terjadi dalam kitab Lukas 1:5-25, di mana kita menemukan beberapa pelajaran rohani di dalamnya:

1. Hidup benar tapi ada masalah.

Zakharia dan Elisabet adalah pasangan suami istri yang hidup benar dan saleh (ayat 6), tapi mereka tidak mempunyai anak sebab Elisabet mandul (ayat 7). Baca selengkapnya ... about Masalah.. Siapa Takut..?

Hukum yang Terutama, Mengasihi Allah

Oleh: Nikodemus Rindin

Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membuat orang-orang Saduki itu bungkam, berkumpullah mereka dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia. “Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?” Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. (Matius 22:34-38).

Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: “Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus: “Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya satu yang baik. Tetapi jika engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.” Baca selengkapnya ... about Hukum yang Terutama, Mengasihi Allah

'Ora Et Labora' Versus 'Labora Nex Ora'

Oleh: Sefnat A. Hontong

Seandainya di hari Raya Pentakosta ini kepada Anda semua ditanyakan manakah yang lebih duluan dilakukan oleh orang yang beriman kepada Tuhan, di antara dua (2) tindakan ini; ‘makan’ dan ‘berdoa’? Apakah Berdoa dulu, baru makan? Ataukah: makan dulu, baru berdoa? Saya yakin, sesuai dengan tradisi umum, Anda semua dengan tegas akan menjawab: berdoa dulu, baru makan. Artinya dengan melakukan ini, kita hendak menyatakan iman kita bahwa makanan yang kita makan itu merupakan wujud berkat Tuhan atas karya hidup kita, sehingga sebelum menikmatinya, kita wajib menyatakan syukur kepada Tuhan, lewat doa kita. Jadi alasan praktisnya sangat jelas di sini, yakni: doa merupakan bentuk syukur kita kepada Tuhan karena sudah memberi berkat dalam karya hidup kita. Baca selengkapnya ... about 'Ora Et Labora' Versus 'Labora Nex Ora'

Pages