Cerita Kepiting

Oleh: Ev. Sudiana

Kita semua pasti tahu wujud dari binatang kepiting. Namun, tidak banyak orang tahu sifat kepiting. Di Filipina, masyarakat pedesaan gemar sekali menangkap dan memakan kepiting sawah. Kepiting itu ukurannya kecil, tapi rasanya cukup lezat. Kepiting-kepiting itu dengan mudah ditangkap di malam hari, lalu dimasukkan ke dalam baskom tanpa diikat. Keesokan harinya, kepiting-kepiting itu akan direbus, dimasak, lalu disantap untuk lauk selama beberapa hari. Yang paling menarik dari kebiasaan ini adalah, kepiting-kepiting itu selalu berusaha keluar dari baskom sekuat tenaga dengan menggunakan capit-capitnya yang kuat. Tapi seorang penangkap kepiting yang berpengalaman selalu tenang meskipun hasil buruannya selalu berusaha melosokan diri. Si pemburu tahu betul sifat si kepiting. Bila ada kepiting yang hampir meloloskan diri keluar dari baskom, teman-temannya pasti akan menariknya lagi kembali ke dasar. Jika ada lagi yg naik dengan cepat ke mulut baskom, lagi-lagi temannya akan menariknya turun dan begitu seterusnya sampai akhirnya tidak ada yg berhasil keluar.

Begitu pula dalam kehidupan, tanpa sadar, di sekitar kita juga ada orang-orang seperti kepiting-kepiting itu.

Seharusnya bergembira jika ada teman atau saudara kita mengalami kasih Tuhan dan mau bertobat, tapi malahan menarik-narik kembali ke lumpur dosa. Atau jika ada teman yang diberkati, tapi malah mencurigai, atau iri dengki, tidak disukai.

Jangan sampai kita memunyai ciri-ciri orang yang bersifat kepiting:

1. Selalu menilai negatif setiap tindakan yang dilakukan orang di sekitar kita.

2. Lebih suka mengkritik, mencela, dan meremehkan orang lain daripada berusaha untuk bertobat atau berusaha menjadi orang yang sukses.

3. Kurang mawas diri dan kurang bersyukur, sehingga hati selalu gelisah, hidup menjadi tidak tenang.

"Orang yang hebat bukanlah orang yang pandai menjatuhkan orang lain, melainkan orang yang pandai mengendalikan dirinya".

Situs penulis: http://www.menatarohani.blogspot.com/