Hukum yang Terutama
Oleh: Sunanto
Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
Dalam sebuah negara yang berdasarkan hukum ada beberapa tingkatan hukum dan hukum yang tertinggi atau terutama biasanya disebut undang- undang dasar. Semua hukum yang dibawahnya seperti UU, Perpu, Permen, Perda dan lainnya tidak boleh bertentangan dengan undang-undang dasar. Di Indonesia hukum yang tertinggi adalah UUD 1945 yang telah mengalami proses amandemen. Hukum ‘Mengasihi Tuhan Allah’ merupakan undang- undang dasar bagi warga negara kerajaan Allah dimana semua hukum (peraturan) yang dibawahnya tidak boleh bertentangan dengan hukum yang terutama ini. Bila seseorang melanggar hukum yang terutama maka ia akan dianggap salah meskipun ia taat terhadap hukum-hukum yang lainnya. Meskipun seorang kristen mengasihi sesama, rajin ke gereja, melayani, membayar perpuluhan dan menginjil tetapi bila itu dilakukan bukan karena kasih kepada Allah maka semua perbuatannya dianggap tidak benar.
Inisiatif mengasihi itu datang dari Allah terlebih dahulu sebab kitab suci mengatakan Allah yang lebih dulu mengasihi manusia. Namun sebagai manusia kita bisa meresponi kasih Allah tersebut dengan memilih untuk mengasihi Allah atau tidak. Kita bisa memilih untuk taat atau memberontak terhadapNya. Salah satu kehormatan yang Tuhan berikan kepada manusia adalah memiliki kehendak bebas. Adam dan Hawa telah memilih untuk tidak taat terhadap perintah Tuhan Allah sehingga mereka akhirnya diusir dari taman Eden.
Salah satu cara Tuhan untuk membawa kita dekat denganNya adalah dengan mengijinkan kita mengalami kehancuran hati. Hati yang hancur membawa kita pada penyerahan dan penyerahan mendatangkan ketaatan. Hanya ada dua kemungkinan ketika seorang kristen mengalami masalah yaitu ia semakin dekat atau jauh dari Tuhan. Jika kita berespon benar dengan menyerahkan hidup kepada Allah maka kita akan semakin dekat dan serupa denganNya. Bila kita berespon salah dengan memberontak maka kita akan semakin jauh dari Tuhan. Jangan heran bila melihat ada orang kristen yang keadaannya justru lebih buruk dari sebelumnya akibat dia telah memberontak terhadap Tuhan.
Banyak orang kristen yang telah salah mengerti dengan makna yang sesungguhnya dari perintah untuk mengasihi Tuhan, dimana mereka mengasosiasikanya dengan pelayanan. Mereka mengira dengan giat melayani siang dan malam maka mereka telah mengasihi Tuhan. Padahal sebenarnya kebanyakan pelayanan yang mereka lakukan bukanlah berdasarkan kasih melainkan karena keakuan yaitu keinginan untuk merasa dibutuhkan (berharga). Seorang suami yang normal tentu tidak suka jika istrinya hanya melayaninya tanpa pernah mengenal isi hatinya. Sebagai manusia kita tidak ingin jika pasangan kita melayani karena kewajiban bukan karena kasih. Di tingkat keintiman ini lewat doa kita dapat menemukan sukacita, sejahtera, pemenuhan, kelegaaan dan sebuah kehangatan yang melampaui segala akal. Kita akan merasa aman, berharga dan dimiliki saat berada dalam indahNya hadirat Tuhan. Bila kita telah menemukan harta karun kehidupan ini maka semua harta dan kenikmatan dunia ini seakan seperti sampah. Dari tempat keintiman inilah akan terjadi pembuahan dan melahirkan visi yang datang dari Allah. Dari sinilah pelayanan yang sejati yang akan berdampak kekal bagi Kerajaan Allah dilahirkan.
Ketika kita telah mengalami keindahan kasih Allah maka semua perintah- perintahNya akan menjadi mudah untuk dilakukan. Kita akan mentaati perintah Tuhan dengan sukakacita bukan karena takut atau terpaksa.
Ada pepatah yang mengatakan bahwa karena tak kenal maka tak sayang. Demikian juga kita tidak akan bisa mengasihi Allah bila kita tidak mengenalNya. Untuk dapat mengenal Allah kita harus menyediakan waktu khusus untuk bersekutu denganNya lewat doa dan perenungan Firman. Selain itu kita juga harus mempersembahkan hidup kita sepenuhnya kepada Allah dan hidup dalam ketaatan demi ketaatan. Sepasang suami isteri yang sudah menikah lama akan dapat saling mengenal isi hati masing-masing tanpa perlu banyak berkata-kata. Demikian juga bila kita mengenal Allah dengan intim maka kita akan mudah mengerti apa kehendakNya dalam hidup kita. Mari kita sungguh-sungguh berusaha untuk mengenal dan mengasihi Allah dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa dan dengan segenap akal budi kita !