Pembasuhan Kaki, Benarkah Mempunyai Makna?

Oleh: Yon Maryono

Hari Kamis pagi, saya diingatkan istri untuk membersihkan kaki. Menggosok kaki yang cenderung kulitnya tebal kasar dengan batu gosok dan memotong kuku kaki supaya rapi. Mengapa, karena sore hari kami mengikuti Ibadah Kamis Putih yang dalam rangkaian liturginya terdapat acara pembasuhan kaki. Saya bisa mengerti pikiran seorang wanita yang ingin selalu merawat tubuhnya. Tetapi bila dia harus ke salon, manicure dan pedicure, dikutek lagi dengan biaya ratusan ribu dan menyemprotkan parfumnya tidak di bagian yang biasa ditubuhnya tapi di kaki dan sepatunya, wah…………….?. Tampaknya tampilan lahiriah : kaki mulus, indah atau tebal, kasar berotot bagian yang lebih utama, bukan dimaknai hakekat atau arti rohaninya. Seperti memikul salib tidak berarti membuat salib kemudian dibebankan dan dipikul dipundaknya tetapi sanggup diolok, di nista, di sengsarakan, dianiaya karena kita sebagai pengikut Kristus.



Saya kemudian membayangkan murid-murid Yesus jaman itu, yang selalu jalan kaki kemana saja mereka pergi, bahkan mungkin tanpa alas kaki. Pastilah kaki mereka penuh dengan otot menonjol, dan kulitnya tebal. Apalagi kondisi jalan saat itu pasti tidak semulus sekarang, penuh debu dan batu karena wilayah Israel umumnya daerah padang gurun. Kaki kotor itulah yang dibasuh Yesus. Ia melepas jubahNya, pakaian kehormatan sebagai symbol orang yang dikasihi dan dihormati. Ia hanya mengenakan kain yang dililitkan pada pinggang-Nya, layaknya hamba atau budak yang siap membasuh kaki tuannya. Sikap merendahkan diri inilah makna pertama ajaran pembasuhan kaki. Ajaran keteladanan untuk merendahkan diri dalam melayani Tuhan dan sesama. Sikap ini tidak mudah dilakukan ketika manusia terbelenggu sikap egois, angkuh, sombong, merasa diri benar, merasa diri berkuasa dan mudah meremehkan yang lain. Dan sangat ironis walaupun acara pembasuhan kaki selalu dilakukan setiap Ibadah Kamis Putih, sikap inipun masih tampak pula dalam pelayanan dalam Gereja.

Pembelajaran Ritual Pembasuhan kaki kedua, ketika Petrus menyebut Yesus adalah Tuhan, ia mempertanyakan bila Engkau Tuhan mengapa Dia mau membasuh kakinya. Yesus justru memberikan ilustrasi yang belum dimengerti oleh murid-muridnya : "Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua. " (Yoh 13:10) Menurut tafsiran Alkitab Dave Hagelberg, pengampunan dan keselamatan kekal dikiaskan dengan istilah mandi, Jika mandi sekali, mereka bersih atau ditafsirkan jika percaya kepada Tuhan Yesus, mereka selamat untuk selama-lamanya. Jika selanjutnya kaki menjadi kotor (lambang dosa) karena aktivitas sehari-hari, mereka, yang percayapun, perlu membasuh kaki sebelum bersekutu dengan Yesus. Ada yang menyatakan bagaimana bicara tentang penyelamatan bila salib belum terjadi?. Memang perkataan Yesus itu dinyatakan sebelum penyaliban, tetapi Yoh 13:19 menyatakan : “Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi, supaya jika hal itu terjadi, kamu percaya, bahwa Akulah Dia “ Jadi murid yang percaya Kristus saat itu akan memperoleh bagian di dalam Dia. Pada waktu kita mendengar penjelasan ini, mungkin kita bertanya pada diri sendiri apakah kita sudah bersih ?. Inilah makna pelajaran keduanya, mungkin juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua, seperti Yudas Iskariot saat itu, dia tidak bersih.

Pada saat Yesus menyatakan “Sesungguh-sungguhnya Aku berkata kepadamu ….” Kata-kata ini harus diperhatikan dengan cermat oleh para murid. Yesus menegaskan kepada murid-muridNya bahwa mereka wajib melakukan hal itu kepada sesama murid seperti teladan yang sudah diberikan Yesus kepada mereka. Mereka diajar untuk mewujudkan kesetiaan mereka kepada Yesus dengan jalan mengikuti teladan-Nya, saling mengasihi dan melayani di dalam kerendahan hati. Ini adalah pengajaran yang ketiga, para murid didorong untuk saling melayani dan mengasihi.

Ritual pembasuhan kaki adalah ritual dalam Perjanjian Baru. Bukan ibadah lahiriah yang dilakukan dengan symbol-symbol, bukan pula sekedar ritual atau kewajiban agama seperti dalam Perjanjian Lama. Atau sekedar pamer kaki indah, mulus dan bersih saat dibasuh Pastor atau Pendeta atau Majelisnya. Tetapi ritual pembasuhan kaki hakekatnya bermakna semua pengikut atau murid-murid Yesus harus berlomba untuk merendahkan diri dalam melayani Tuhan dan sesama, mengakui dosa dan mohon pengampunan kepada Tuhan, saling mengasihi satu dengan yang lain yang kesemuanya itu untuk membangun persekutuan pribadi dengan Allah. Itulah gaya hidup pengikut Kristus yang sejati.

Tuhan memberkati kita semua.