Pencerahan vs Putus Asa

Apakah Anda pernah berputus asa? Anggap saja itu pertanyaan retorik yang tak perlu dijawab.

Dari dapur perajut ada sepotong putus asa.... Sabtu siang itu saya baru mendapatkan pencerahan yang menjawab keputusasaan saya. Jawaban itu dari pegawai toko benang.

Terjadilah percakapan saya dan pegawai toko benang kira-kira demikian:

"Mbak, kalau buat syal dengan benang ini perlu berapa gulung?"

"Satu gulung"

Saya amat sangat tidak percaya.
"Ah... masak????"

Dia menjawab dengan kalimat lain hanya sekedar meyakinkan saya.

Saya punya benang seperti itu 2 gulung di rumah. Langsung dari USA pemberian sepupu saya beberapa tahun yang lampau.

Benang itu ternyata menyimpan misteri yang di tangan saya hanya berujung pada keputusasaan. Dia bagaikan alat musik di tangan orang yang buta nada. Dibunyikan sana sini ting tang ting tong...tidak menghasilkan melodi indah.

Siang itu pegawai toko itu menunjukkan pada saya bahwa benang itu bisa dilebarkan dan setelah itu baru dirajut. Oooooo.... pantas saya gagal di waktu lalu.

Malam itu saya bongkar semua laci benang saya hanya sekedar mencari bola benang hasil keputusasaan. Ternyata saya tidak menemukannya. Ooooo mungkin karena saya mencarinya buru-buru dengan seribu ketidaksabaran maka saya tidak berhasil menemukan benang itu.

Mungkin di kamar sebelah. Di sana ada satu laci untuk menyimpan benang. Singkat cerita saya pergi ke empat ruangan yang berbeda dan tidak juga berhasil menemukan benang itu. Kok bisa hilang ya ???? Kalau tidak dicari sepertinya ada. Kalau sungguh-sungguh dicari malah tidak ketemu.

Bagaimana bisa hilang ????

Dengan menarik nafas panjang saya meringankan tangan saya dan membuka mata lebar-lebar guna menambah ketelitian saya demi menemukan benang yang hilang itu. Tak mengapa mengulang lagi upaya pencarian itu. Dijiwai bak hati gembala mencari domba yang hilang. Habis akal tetapi belum habis hati, hati masih mau mencari dan mencari.

Apakah saya pernah memberikan benang itu kepada orang lain? Entahlah, … mungkin saya sudah memberikan benang itu kepada seseorang. Seseorang siapa? Tiba-tiba merasa hilang ingatan…ha…ha…

Rasa-rasanya semua kemungkinan sudah saya jelajahi.

Ooooo belum, ada yang belum saya periksa yaitu gudang.

Baiklah, saya ke gudang. Malam itu saya coba menyalakan lampunya. Syukurlah, lampunya bisa menyala. Saya menengok isi gudang itu. Di sana ada 4 kaleng ice cream yang bersusun ke atas. Semua kaleng ice cream itu sudah tidak ada ice creamnya. Kaleng-kaleng yang dipakai untuk penyimpanan barang lain.

Kaleng yang paling atas saya buka. Isinya benang putih satu kilogram yaitu 10 gulung. Saya menertawakan diri sendiri…. bagaimana saya bisa mempunyai benang sebanyak ini??? Di sana sini ada benang kendati saya bukan bermaksud menjual benang.

Lalu kaleng di bawahnya saya goyangkan. Sepertinya ada isinya. Baiklah, saya buka tutupnya. Horeeeee ketemulah benang yang saya cari-cari sedari tadi.

Bola benang putus asa ada di mana???? Ada di gudang. Begitulah manusia…putus asa bagaikan anak tiri yang diumpetin. Sepertinya saya berpikir bahwa bola benang putus asa itu hanya layak di gudang saja. Tak pantas dia bersama dengan benang-benang baru yang bagai emas mengilaukan harapan cemerlang.

Selanjutnya saya mengambil sepasang jarum rajutan. Saya mulai merajut guna memastikan pencerahan dari pegawai toko benang itu dengan merajutnya bagai pemain musik yang tahu nada melodinya.....

Sungguh hari keberuntungan...
Putus asa pergilah kau...
Misteri sudah dipecahkan...
Dapur perajut bergairah...

Malam telah berganti pagi...

Di hari selanjutnya terjadilah eksplorasi hitungan. Ke tiga kalinya baru oke. Namanya saja eksplorasi, jangankan ke tiga kali mungkin saja itu sampai ke sepuluh kali.

Pegawai toko benang itu memberikan pencerahan kepada saya, tetapi dia menuntun saya di jalan hitungan yang salah..... Ha... ha... Hitungan yang tepat harus saya cari sendiri hingga saya menemukannya. Maka jadilah syal yang cantik dengan gelombang-gelombang indah.

Apakah Anda pernah berputus asa?

Bola keputusasaan terurai ketika Anda mendapatkan pencerahan, itu mungkin-mungkin saja terjadi dalam hidup Anda.

Saya akhiri saja catatan ini seraya mengingat bahwa ada ayat yang sangat menyentuh saya yaitu Roma 8:25 "Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun."

5 Oktober 2016, Yvonne Sumilat,
dari dapur perajut telah mengantongi satu pencerahan untuk harapan mengurai bola keputusasaan.