Rencana Tuhan Dibalik Penderitaan
Oleh : Maria Ks
Zaman sekarang berjagalah , lihat dunia bergelora kedengaran sana – sini banyak kabar yang menyatakan begitu banyak bencana yang terjadi .Tak ada satupun yang luput dari bencana . Setiap hari disaat kita duduk didepan televise ataupun disaat kita mendengarkan radio,berita – berita yang disampaikan tak lepas dari kesusahan- kesusahan yang dialami oleh dunia . Berita – berita tentang banjir , tanah longsor, gempa bumi , kelaparan , bahkan sampai pada tindak – tindak kriminal yang semakin hari semakin meningkat dikarenakan krisis ekonomi yang berkepanjangan mewarnai kehidupan umat manusia di muka bumi ini , seolah – olah tiada lagi harapan bagi manusia untuk bisa hidup dalam damai sejahtera .
Dunia resah dan gelisah , banyak orang menjadi putus asa karena tidak tahu bagaimana dan apa yang harus dilakukan . Banyak orang jadi linglung karena mereka tidak punya pegangan sehingga membuat mata hati mereka buta dan gelap . Itulah yang terjadi bila hidup tanpa Tuhan Yesus , pengharapan mereka hanya sebatas pada hal – hal didunia ini saja sehingga begitu dunia goncang merekapun ikut goncang , sebaliknya kita orang – orang percaya tentu kita tidak akan sama dengan mereka karena pengharapan kita tidak hanya pada dunia ini saja tapi pada satu kehidupan yang akan datang didalam kekekalan .
Kalau kita melihat didalam Alkitab dari kitab Kejadian sampai Wahyu begitu banyak tokoh – tokoh alkitab yang bisa kita contoh imannya dalam menghadapi penderitaan . Berbicara soal penderitaan sering kali pikiran kita langsung terarah kepada Yusuf dan Ayub . Karena kita melihat bagaimana iman mereka dalam menghadapi penderitaan, sehingga melalui penderitaan inilah nama mereka dikenal dunia. Kita disini akan belajar iman dari dua tokoh ini dalam menghadapi penderitaan .
@ YUSUF
Kalau kita melihat bagaimana sejarah kehidupan Yusuf dari awal sampai akhir , kita bisa melihat bagaimana indahnya rencana Tuhan bagi Yusuf dan rencana itu baru Tuhan nyatakan setelah Yusuf mengalami suatu penderitaan.
Di dalam Kitab Kejadian 37- 50 mencatat perjalanan kehidupan Yusuf.
Dia anak bungsu yang sangat dikasihi oleh ayahnya, sehingga menimbulkan perasaan iri dihati saudara- saudaranya . Dia tukang mimpi , dia yakini mimpinya itu sebagai suatu tanda dari Allah , sehingga menambah kebencian dihati saudara- saudaranya . Karena kebencian yang membuat saudara – saudara Yusuf merancangkan sesuatu yang jahat bagi dia , rencana ini tergenapi ketika saudara – saudaranya menjual dia kepada orang Ismail dan dari disinilah Yusuf menjadi budak ditanah Mesir .
Bisakah kita membayangkan bagaimana seandainya kita jadi Yusuf ? Kalau hal ini saudara tanyakan pada saya , saya hanya bisa jawab “tidak “ . Saya tidak dapat membayangkan betapa menderitanya Yusuf waktu itu . Dia yang masih muda belia harus berpisah dengan keluarga yang dia kasihi dikarenakan kebencian di hati saudara – saudaranya , dia yang tidak biasa kerja keras dia pun harus kerja keras di Mesir sebagai budak . Bukan hanya itu ditempat majikanya dimana dia bekerja Yusuf difitnah oleh istri majikannya sendiri karena Yusuf tidak mau meladeni keinginan sang boss perempuan untuk melakukan perbuatan yang sangat jahat bukan hanya jahat dimata Tuhan tapi juga jahat di mata manusia . Karena keberanian Yusuf untuk melawan ini dia akhirnya dimasukkan kedalam penjara. Dan justru dari penjara inilah kehidupan Yusuf terangkat. Selama didalam penderitaannya alkitab mencatat bahwa Yusuf tidak pernah mengeluh . Dia tetap menjaga imannya dengan hidup takut akan Tuhan dan Tuhan tetap menyertai Yusuf sampai akhirnya Tuhan menggenapi rencanaNYA dalam kehidupan Yusuf dengan menjadikan Yusuf sebagai orang yang berkuasa di Mesir .
@ AYUB
Kita tahu Ayub adalah seorang yang sangat saleh . Dia menjalani kehidupannya dengan takut akan Tuhan , taat dalam beribadah kepada Tuhan . Tapi Tuhan masih ijinkan Ayub untuk masuk dalam penderitaan . Sebagaimana Ayub yang kaya raya dalam waktu yang sangat singkat dia kehilangan semua harta benda kekayaannya . Belum hilang kesedihan akan harta bendanya , dia harus menghadapi kenyataan pahit lagi dengan meninggalnya semua anak yang dia kasihi . Tentu bagi Ayub saat itu merupakan saat yang sangat gelap , belum lagi istri yang dia kasihi dalam masa-masa sulit begitu bukannya mendukung dan menguatkan iman Ayub tapi justru menyuruh Ayub untuk mengutuki Tuhan Allah yang di sembah oleh Ayub. Tubuh Ayub pun tak luput dari serangan , dia terkena satu penyakit kulit/ bisul dari ujung kaki sampai kepala.Betul-betul Ayub habis segala-galanya, tak ada satu pun yang dapat dia banggakan. Ayub betul- betul dalam situasi ”NOL”. Dalam keadaan yang demikian malangnya teman-teman Ayub pun ikut ambil bagian dalam menambah penderitaan Ayub dengan menghakimi dia. Namun dalam penderitaannya yang demikian hebat Ayub tak pernah mengutuki Tuhan Allahnya.Dia tetap mempertahankan imannya kepada Tuhan Allahnya.Sampai akhirnya Tuhan genapi rencanaNYA dalam kehidupan Ayub dengan memulihkan keadaan Ayub. Ayub mendapatkan kembali apa yang telah hilang dari padanya bahkan Alkitab mencatat dia mendapatkan dua kali lipat dari apa yang di miliki dulu.
Dua tokoh kita diatas telah melewati masa-masa sulit dalam kehidupan mereka dengan tetap hidup takut akan Tuhan.Menjadi suatu teladan bagi iman kita dalam menjalani kehidupan yang Tuhan anugerahkan bagi kita.
Saat ini banyak orang yang mengalami ketakutan. Takut akan masa depan yang tidak pasti , tidak seorang pun tahu apa yang terjadi di hari esok.
Tidak bisa kita pungkiri , memang saat ini kita hidup dan tumbuh dalam masa-masa yang sangat sulit. Dimana- mana terjadi krisis ekonomi..krisis moral, yang membuat semua orang hidup dalam ketakutan. Dalam situasi yang demikian sikap kita sebagai orang percaya sangat mempengaruhi lingkungan sekitar kita.
Jangan sampai kitapun ikut-ikutan heboh sebagaimana orang dunia lakukan.Paling tidak kita sudah memiliki pegangan dalam menghadapi masa-masa sulit ini.
Sebagai mana seorang atlit harus rajin berlatih supaya otot-otot dalam tubuhnya menjadi semakin kuat , demikian juga dengan penderitaan-penderitaan yang ada itu juga menjadi latihan bagi kita untuk menguatkan otot-otot iman kita .
Nyakini terus janji TUHAN bahwa ada pelangi sehabis hujan , ada berkat yang indah di balik semua penderitaan yang Tuhan ijinkan terjadi atas hidup kita.
Jangan putus asa tetaplah berharap kepada Tuhan dan nyatakan pengharapan itu melalui sikap hidup yang taat dan takut kepadaNYA.
Sumber: Pribadi