Kanon Perjanjian Baru (PB)
Sumber: http://www.mail-archive.com/i-kan-untuk-revival@xc.org/msg01711.html
Setelah Tuhan Yesus naik ke surga, belum sebuah kitab pun ditulis mengenai diri dan ajaran-Nya, karena belum dirasa perlu para saksi mata utama masih hidup. Jadi Injil masih dalam bentuk verbal, lisan; dari mulut ke mulut, oleh para rasul. Seiring dengan berjalannya waktu, jumlah para saksi mata dan para rasul berkurang, dan semakin banyak ancaman pemberitaan ajaran-ajaran sesat. Pada masa itu banyak ditemukan tulisan-tulisan yang bercorak rohani, yang sebenarnya bukan Firman Allah. Oleh karena itu gereja merasakan pentingnya ditentukan kitab-kitab mana sajakah yang dapat diakui berotoritas sebagai Firman Allah. Kemudian para rasul mulai menuliskan surat-suratnya untuk para jemaat, lalu perlahan-lahan dibuat salinan surat-surat itu untuk berbagai gereja dan salinan itu dibacakan dalam pertemuan gereja (Kolose 4:16; 1 Tesalonika 5:7, Wahyu 1:3). Tulisan-tulisan ini diinspirasikan oleh Allah (2 Petrus 1:20-21; Wahyu 22:18; Efesus 3:5). Baca selengkapnya ... about Kanon Perjanjian Baru (PB)