Kontraktor

Oleh: Herwin

Bagaimana perasaan kita jika kita baru saja kita memasuki rumah yang baru direnovasi, akan tetapi ternyata banyak yang retak-retak dan rusak? Apakah kita akan memanggil kontraktor yang merenovasi rumah kita tersebut, ataukah kita akan mencari saja kontraktor yang lain untuk memperbaiki rumah kita? Tentu kita akan mengambil opsi yang pertama, bukan? Kita akan memanggil kontraktor yang telah merenovasi rumah kita dan meminta pertanggungjawabannya atas kerusakan rumah yang baru direnovasinya itu. Apakah pola berpikir seperti ini masuk akal bagi kita? Apakah kita sendiri mau bila diminta untuk mempertanggungjawabkan sesuatu yang bukan kita perbuat?

[block:views=similarterms-block_1]

Hal yang sama telah dilakukan oleh Allah. Pada waktu umat manusia jatuh dalam dosa, Allah mengutus Yesus Kristus untuk mengatasinya. Mengapa bukan malaikat-malaikat yang lain? Ada beberapa alasan yang masuk akal dalam hal ini.

Pertama: Karena Yesus Kristus yang telah membentuk kita. Marilah kita lihat buktinya berdasarkan ayat-ayat dari Alkitab.

Kolose 1:16 berkata, "karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia."

Siapa yang dimaksudkan oleh ayat ini? Kalau kita perhatikan konteksnya di ayat 13, jelas ini menunjuk kepada Kristus. Jadi, rupanya melalui Kristuslah segala sesuatunya telah diciptakan.

Apakah ada dasar alkitabiah yang menunjukkan bahwa dalam hal penciptaan Allah tidak melakukannya sendiri?

Kejadian 1: 26, Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi"

Mengapa ayat ini menggunakan kata ganti "Kita"? Bukankah kalau Allah sedang berbicara kepada diri-Nya sendiri, maka kata gantinya tentu "Aku"? Bukankah kata ganti "Kita" menunjukkan Allah sedang mengajak pribadi yang lain untuk memulai penciptaan manusia? Kalau demikian, siapa yang diajak oleh Allah?

Dalam terjemahan Alkitab Dunia Baru di Amsal 8:30 Yesus digambarkan sebagai pekerja Ahli. Dalam terjemahan "English Standard Version" Amsal 8:30 menggunakan istilah "Seperti Seorang Pekerja Ahli" (like a master workman) sedangkan dalam "New American Standard Bible" menggunakan istilah "sebagai seorang pekerja ahli" (as a master workman).

Dari terjemahan ini jelas mendukung bahwa Yesus Kristus juga berperan dalam penciptaan. sehingga kata-kata di Kolose 1:16 yang sedang menceritakan tentang keutamaan Kristus, yang secara eksplisit mengatakan bahwa Yesus yang mencipta, bukanlah suatu pengakuan yang sembrono.

  • Untuk alasan mengapa Amsal 8:30 menunjuk kepada Yesus, lihat artikel "Kontraktor II".

Jadi, apakah adil bila ketika terjadi pemberontakan umat manusia, Allah kemudian menyuruh malaikat yang lain untuk menyelesaikannya? (Kalau mungkin, tentu malaikat itu akan mengatakan "Lho yang buat Yesus kok aku yang harus mati untuk hasil karyanya yang jelek?" atau "karena Yesus yang buat, Yesuslah yang harus memperbaikinya").

Kedua: Yesus sangat menyayangi umat manusia.

Amsal 8:31, Aku bermain-main di atas muka bumi-Nya, dan anak-anak manusia menjadi kesenanganku.

Coba renungkan ilustrasi ini:

Kalau kita memiliki anjing, dan kita sangat menyayangi anjing itu, maka ketika suatu hari kita akan ditugaskan ke luar kota selama 1 bulan, kepada siapa kita akan menitipkan anjing tersebut? Apakah kepada orang-orang yang kita ketahui tidak begitu suka anjing, atau kepada orang-orang yang memang sangat suka anjing? Tentu kepada orang yang suka anjing, bukan? Mereka akan merawatnya, memandikannya, memberinya makan, dan mengajaknya berjalan-jalan.

Begitu juga dengan Allah. Ketika ada masalah dengan umat manusia, maka Allah memberikan tugas ini kepada Yesus, karena sudah jelas bahwa Yesus sangat menyayangi umat manusia, sehingga Allah yakin bahwa umat manusia tentu mendapat perlakuan yang terbaik. Bahkan kalau kita perhatikan pada ayat di Efesus 5:2, "dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah"

Yesus rela mati untuk kita semua, apakah hanya untuk murid-murid-Nya Yesus rela mati? Perhatikan ayat-ayat di bawah ini:

Matius 20:28, "Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

1 Timotius 2:6, "yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia; itu kesaksian pada waktu yang ditentukan."

Kedua ayat ini menunjukkan bahwa tebusan Yesus diperuntukkan untuk semua orang, bukan hanya untuk murid-murid-Nya saja, bahkan Yesus juga memerintahkan murid-murid-Nya untuk mengasihi yang lain.

Yohanes 13:34, "Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi."

Ayat ini menunjukkan bahwa Yesus bukan hanya bisa memberikan perintah untuk saling mengasihi, akan tetapi Yesus bahkan rela mati untuk kita dan telah memberikan teladan-Nya. Bukankah ini menunjukkan bahwa Allah tidak salah pilih, dengan mengutus putra-Nya ke bumi?

Jadi, jika kita dapat melihat dari peristiwa ini, kita dapat mengetahui bahwa ada dua kasih terbesar yang telah dinyatakan kepada kita, yaitu kasih terbesar dari Allah dan juga putra-Nya, Yesus Kristus. Marilah kita praktikkan apa yang telah Yesus perintahkan di Yohanes 13:34 yaitu untuk saling mengasihi satu sama lain.