Natal
Oleh: Jonathan Goeij Berita kelahiran
Maka tampaklah kepada Zakharia seorang malaikat Tuhan berdiri di sebelah kanan mezbah pembakaran ukupan. Melihat hal itu ia terkejut dan menjadi takut. Tetapi malaikat itu berkata kepadanya: "Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes. (Lukas 1:11-13). Zhakaria adalah seorang imam yang waktu itu bertugas membakar ukupan di Bait Suci. Istri Zhakaria, Elizabeth, mandul dan keduanya sudah berusia lanjut. Malaikat Gabriel kembali menampakkan diri kepada Maria untuk mengabarkan kelahiran Yesus. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. (Lukas 1:31). Maria adalah tunangan Jusuf, sungguhpun mereka sudah bertunangan tetapi belum menikah.
Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" (Lukas 1:34)
Seorang anak dara melahirkan, sudah tentu merupakan suatu hal yang tidak mungkin terjadi. Sungguhpun begitu banyak sekali legenda yang menceritakan tentang virgin birth. Di Tiongkok, Kaisar Fu-Hsi dipercaya lahir dari seorang anak dara yang hamil setelah memakan sekuntum bunga. Suku Indian Inca mempercayai setelah Matahari menciptakan Bumi, sinarnya menerangi seorang gadis yang kemudian hamil dan melahirkan, anak yang dilahirkan itu kemudian menjadi dewa. Dan berbagai kisah legenda lainnya. Dan seiring dengan jalannya waktu, dengan memudarnya kebudayaan kuno, kepercayaan-kepercayaan kuno itu juga ikut memudar, berbagai macam kisah dewa-dewi kepercayaan-kepercayaan kuno itu berubah menjadi mitos.
Tetapi pada waktu itu, sekitar seabad sebelum kelahiran Yesus, didaerah Israel berkembang kuat kepercayaan akan virgin birth. Sungguhpun dengan sedikit perbedaan dengan berbagai kepercayaan kuno itu, berbagai legenda dan mitos itu menceritakan tentang kisah kelahiran yang terjadi pada masa lalu, sudah berlalu. Sedangkan di Israel virgin birth merupakan sebuah nubuat, foretelling, kejadian yang akan terjadi dimasa depan. Dan sudah dinubuatkan oleh nabi-nabi generasi-generasi sebelumnya.
Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. (Matius 1:19). Menurut kepercayaan dan tradisi Yahudi pada masa itu, seorang yang berjinah akan dijatuhi hukuman rajam, dilempar dengan batu sampai mati. Dan Yusuf, yang berhati tulus, mengetahui Maria mengandung, tidak ingin mencemarkan Maria didepan umum yang akan berakibat dijatuhi hukuman rajam.
Tetapi kembali seorang malaikat menampakkan diri, meyakinkan Yusuf agar tidak meninggalkan Maria. Lebih dari itu bahkan memberitahukan anak yang akan dilahirkan itu adalah Mesias yang dijanjikan. "Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." (Matius 1:21).
Pada waktu itu Israel dalam pendudukan kekaisaran Romawi, sekitar tujuh puluh tahun sebelum kelahiran Yesus bangsa Romawi memasuki Israel dan mendudukinya. Harapan akan kedatangan Mesias yang akan membebaskan Israel dan mengembalikan kejayaan Israel seperti pada jaman Daud sangat besar pada waktu itu.
Israel adalah sebuah kerajaan kuat dan berpengaruh pada jaman Raja Daud, tetapi setelah kematian Salomo, anak Daud, Israel menjadi lemah. Ditaklukkan oleh Assyrians dan kemudian oleh Babylonians. Ribuan orang Yahudi dibuang ketimur, pembuangan yang panjang menghasilkan ratapan tak berkesudahan. Setelah itu bangsa Israel diperbolehkan pulang ketanah perjanjian, tetapi berbagai bangsa silih berganti menduduki tanah itu. Sejarah panjang dan peperangan yang tidak berkesudahan, disatu saat menang dan memperoleh kemerdekaan, disaat lain kalah dan kembali menjadi jajahan. Pada masa itu, menjelang kelahiran Yesus, Israel adalah sebuah propinsi jajahan kekaisaran Romawi.
Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. (Lukas 2:1-2)
Setiap empat belas tahun sekali kekaisaran Romawi mengadakan sensus penduduk diseluruh wilayah kekaisarannya. Dengan demikian mereka bisa mengumpulkan pajak untuk membiayai angkatan perang mereka dan memenuhi berbagai kebutuhan anggaran lainnya. Sensus penduduk kali ini kemungkinan besar merupakan bagian dari sensus rutin tersebut. Yang dibawah kekuasaan Kaisar Agustus diadakan sekitar antara th. 10 SM s/d 7 SM. Berdasarkan ketentuan sensus, Yusuf harus kembali ke Betlehem, tempat kelahirannya.
Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, --karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud--supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung. (Lukas 2:4-5)
Penginapan-penginapan penuh sesak, tentu dapat dimaklumi karena waktu itu adalah waktu sensus dan semua orang dalam perjalanan menuju ketempat kelahirannya masing-masing. Sehingga tidaklah mengherankan kalau Yusuf dan Maria tidak bisa mendapatkan tempat di tempat penginapan.
Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan. (Lukas 2:6-7)
Gembala di padang
Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. (Lukas 2:8)
Di daerah Israel Palestina, kemanapun kita pergi akan selalu dijumpai gembala-gembala. Gembala biasanya mengenakan jubah kulit, sebuah tongkat selalu melekat ditangannya dan seringkali juga dijumpai mereka dengan anak domba yang terluka terpanggul dipundaknya. Yesus seringkali digambarkan di lukisan ataupun kartu pos sebagai seorang gembala dengan tongkat ditangan dan memanggul anak domba dipundaknya. Sepanjang Alkitab hampir selalu ditemui gembala, Abraham dengan kawanan ternaknya, Daud dalam salah satu Mazmurnya yang terkenal mengatakan "Tuhan adalah gembalaku"
Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa. (Mazmur 23).
Tetapi sesungguhnya, didalam kehidupan sehari-hari seorang gembala umumnya adalah seorang yang miskin. Masyarakat marginal yang terkebelakang yang mengais hidup hari demi hari dan selalu siap sedia menghadapi bahaya baik itu serangan alam, binatang buas, ataupun manusia.
Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. (Lukas 2:2-11)
Inilah pemberitahuan pertama akan kelahiran Yesus, dan berita kesukaan besar ini disampaikan kepada gembala. Bukannya raja, bukan nabi, ataupun orang-orang besar lainnya. Tetapi justru kepada gembala, si orang kebanyakan, orang-orang miskin yang bekerja siang dan malam hanya untuk hasil yang belum tentu cukup untuk makan sehari itu saja. Dan diperlukan malaikat untuk memberi kabar kepada orang-orang seperti ini.
Tetapi, Yesuspun berulang kali mengumpamakan diriNya sebagai seorang gembala. Akulah gembala yang baik demikian katanya. Seorang gembala lebih banyak hidup dialam luas daripada didalam rumah. Seorang gembala juga lebih banyak hidup bersama kawanan binatang daripada bersama manusia. Dan seorang gembala bersedia mengorbankan dirinya demi kawanan ternaknya. Bilamana ada binatang buas yang mengancam, maka gembala akan mempertaruhkan nyawanya mengusir binatang buas itu demi keselamatan domba-dombanya. Gembala juga akan menuntun domba-dombanya kearah rerumputan hijau segar dengan air tenang. Dan tentu merupakan hal yang pantas dan wajar bila gembala-gembala inilah orang-orang yang pertama kali mendapat kabar kesukaan.
Ada dua arti dalam pemilihan gembala-gembala ini. Pertama, kedatangan Yesus adalah untuk orang-orang yang berjuang demi kehidupan. Orang-orang marginal yang memerlukan kehadiran Tuhan dalam hidupnya. Kedua, Juru Selamat yang datang ini adalah gembala, bukannya panglima perang seperti yang selalu diharapkan orang-orang Israel pada waktu itu.
Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan." (Lukas 2:12)
Di daerah perbukitan Betlehem terdapat banyak gua-gua, didalam gua-gua inilah biasanya para gembala bersama ternaknya berteduh. Didalam gua kandang tempat ternak ini tersedia sebuah palungan, terbuat dari tanah liat atau barangkali terbuat dari sebuah batu yang utuh. Dan tentu saja dingin, sehingga biarpun Maria menutupi bayi Yesus dengan lampin tetap saja kedinginan itu tetap terasa menusuk tulang.
Didalam berbagai cerita tradisional digambarkan ada seekor sapi dan seekor keledai yang meniupkan napas hangat mereka untuk menghangatkan sang bayi. Ada banyak cerita seperti ini, betapa sang sapi dan sang keledai berbahagia sekali karena mereka mengenal pencipta mereka. Dalam berbagai lukisan yang menggambarkan suasana dikandang tempat kelahiran Yesus itu, seringkali tampak gambar sapi dan keledai yang melongokkan kepalanya kedalam palungan untuk meniupkan napas hangat menghangatkan bayi Yesus.
Pada abad kedua St Justin Martyr berhasil mengidentifikasi gua kandang tempat Yesus dilahirkan. Kaisar Constantine, Kaisar Romawi pertama yang beragama Kristen dan kemudian menjadikan Kristen sebagai agama negara, kemudian membangun Church of The Nativity, Gereja Kelahiran Yesus Kristus, pada th 333 Masehi. Pada awal abad keenam gereja itu hancur, dan dibangun kembali pada bentuk yang sekarang ini pada th 527-565 Masehi pada masa pemerintahan Kaisar Justinian. Didalam gereja tersebut ada sebuah palungan yang diyakini digunakan menempatkan bayi Yesus. Sedang tempat Yesus dilahirkan ditandai dengan gambar bintang pada sebuah batu marble.
Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. (Lukas 2:17-19)
Yesus dipersembahkan di Bait Suci
Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya. (Lukas 2:21)
Menurut tradisi Yahudi, seorang anak laki-laki yang telah berumur 8 hari akan disunatkan. Tradisi ini berasal dari perjanjian Tuhan dengan Abram, Tuhan menjanjikan Abram menjadi bapak bagi banyak bangsa padahal waktu itu Abram telah berusia 99 tahun sedang istrinya, Sarai, telah berusia 90 tahun dan telah mati haid. Tuhan mengganti nama Abram menjadi Abraham, dan Sarai menjadi Sarah. Sebagai tanda atau meterai dari perjanjian itu maka setiap anak laki-laki yang telah berusia 8 hari akan disunatkan. Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat; haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu. Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu. (Kejadian 17:10-12)
Seorang ibu yang baru saja melahirkan, menurut tradisi Yahudi yang ditulis dalam kitab Imamat, akan menjadi najis selama 7 hari. Dan pada hari kedelapan anak laki yang dilahirkan akan disunat, biasanya sunat akan dilakukan oleh seorang imam atau mungkin ayah sang bayi itu sendiri. Setelah itu sang ibu masih harus menanti pentahiran selama 30 hari, demikian juga Maria menanti pentahiran itu. Dan selama itu pula Maria tidak bisa menyentuh barang-barang yang dikuduskan ataupun mengunjungi tempat yang kudus, dengan demikian Maria tidak bisa mengikuti acara-acara religius yang dianggap kudus.
Setelah selesai masa pentahiran, Yusuf dan Maria membawa bayi Yesus ke Yerusalem untuk diserahkan kepada Tuhan. Karena Yesus adalah anak sulung, sesuai hukum Taurat Musa maka Yesus dikuduskan bagi Tuhan. Di Bait Suci Yusuf dan Maria mempersembahkan 2 ekor burung merpati, yang seekor untuk korban bakaran dan yang seekor lainnya untuk korban penebus dosa. Seandainya Yusuf dan Maria mampu, maka korban yang diminta adalah seekor anak domba. Tetapi mereka hanya mampu mempersembahkan 2 ekor burung merpati, dan hal ini juga memenuhi ketentuan Taurat Musa mereka yang tidak mampu menyediakan domba sebagai korban bisa menyediakan 2 ekor burung merpati sebagai gantinya.
Demikianlah maka telah dilakukan bagi Yesus segala ketentuan untuk memenuhi hukum Taurat.
Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. (Lukas 2:25-26)
Pertemuan antara Simeon dengan bayi Yesus ini seakan-akan seperti pemenuhan janji Tuhan bagi bangsa Israel, Simeon seakan mewakili para nabi terdahulu bertemu dengan Mesias yang telah dijanjikan. Penantian dari generasi kegenerasi akan janji yang kudus itu usailah sudah. Digerakkan oleh Tuhan sendiri Simeon menanti di Bait Suci, dan meyambut Yesus yang dibawa masuk oleh kedua orang tuanya.
"Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel." (Lukas 2:29-32)
Firman Tuhan yang disampaikan melalui Simeon ini memberi tahukan kepada orang tua Yesus, dan juga kepada kita, bahwa Yesus akan menjadi keselamatan bagi segala bangsa. Didalam Injil Lukas ini, dikatakan kedua orang tua Yesus menjadi heran. Mungkin, ini menurut saya, seperti orang Israel waktu itu pada umumnya kedua orang tua Yesus menganggap bahwa Mesias yang dijanjikan itu hanya bagi orang Israel, sungguhpun mereka mengetahui bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan karena hal ini bahkan telah diberitakan malaikat kepada mereka sebelum kelahiran Yesus. Sehingga disini dikatakan kedua orang tua Yesus menjadi heran mendengar Yesus juga menjadi keselamatan bagi segala bangsa.
Pada masa berikutnya, setelah Yesus disalibkan, mati, dibangkitkan, dan naik kesurga. Para murid yang sebelumnya hanya memberitakan kabar keselamatan ini kepada orang-orang Yahudi saja, kemudian juga memberitakannya kepada orang-orang bukan Yahudi, kepada segala bangsa.
Selain Simeon, maka Hana, seorang nabiah, juga menantikan Yesus di Bait Suci.
Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. (Lukas 2:39)
Orang Majus dan Bintang Betlehem
Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia." (Matius 2:1-2)
Orang-orang Majus, ada yang menyebutnya sebagai wisemen, orang-orang bijaksana, ada juga yang menyebutnya sebagai magi, yang kemungkinan berarti ahli sihir, ada juga yang mengatakan orang-orang Majus itu adalah raja-raja. Agak sukar untuk memastikan siapa sebenarnya orang-orang Majus itu, tetapi melihat sambutan yang mereka terima di istana Raja Herodes bisa dipastikan bahwa mereka orang-orang yang terpandang, tradisi mengatakan bahwa mereka adalah raja-raja. Dikatakan juga bahwa orang-orang Majus itu datang dari Timur, ada yang mengatakan dari Mesir, ada yang mengatakan dari India, dan dari Persia. Yang terakhir ini, Persia, kelihatannya lebih disetujui oleh para ahli.
Bintang yang dilihat oleh orang-orang Majus itupun kemudian menimbulkan perdebatan selama berabad-abad. Di Tiongkok, ahli perbintangan mencatat adanya sebuah komet yang sebentar kelihatan sebentar hilang selama sekitar 70 hari pada tahun 5 SM. Juga ahli perbintangan di Tiongkok mencatat adanya sebuah nova yang bersinar terang pada tahun 4 SM yang dinamakan "komet tak berekor". Pada tahun 1603 M., Johannes Kepler, seorang ahli astronomi Jerman dengan menggunakan teleskopnya berhasil mengamati sebuah konjungsi Yupiter dan Saturnus pada konstelasi Pisces. Dan melalui perhitungan yang cermat Kepler menemukan bahwa konjungsi seperti ini pernah juga terjadi berabad sebelumnya, sekitar tahun 7 atau 6 SM. Selama bertahun-tahun temuan Kepler ini tidak dihargai, dan pada tahun 1925 ditemukan manuskrip-manuskrip kuno disebuah bekas sekolah astrologi yang terkenal di Sippar, Babilonia, yang mencatat adanya pengamatan konjungsi planet Yupiter dan Saturnus pada konstelasi Pisces selama sekitar 5 bulan pada tahun 7 SM.
Sebenarnya, apakah Bintang Betlehem itu yang sebenarnya. Sebuah komet, nova, ataukah konjungsi planet, ataupun mungkin bahkan sebuah penglihatan yang hanya bisa dilihat oleh orang-orang Majus itu saja. Yang terpenting adalah315296 orang Majus itu mendapat tuntunan Tuhan sendiri melalui penglihatan Bintang Betlehem untuk menemukan Yesus. Dan bukankah para orang Majus itu adalah gentile, orang non Yahudi atau kafir, hal yang sekali lagi mengatakan manusia dari segala bangsa datang mencari Yesus. Dan tentu saja segala usaha para ahli yang berusaha menguak tabir misteri Bintang Betlehem ini patut dihargai dan pantas untuk terus menerus dilakukan, untuk memuaskan rasa dahaga akan ilmu pengetahuan.
Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel." (Matius 2:3-6)
Sebenarnya, tidaklah mengherankan kalau para imam dan ahli Taurat itu mengetahui dimana Mesias akan dilahirkan. Hal ini bahkan telah dinubuatkan para nabi berabad sebelumnya, yang diutarakan oleh para imam dan ahli Taurat itupun adalah nubuat Nabi Mikha. Yang tentu saja bahkan mungkin telah dihapalkan diluar kepala oleh para imam dan ahli Taurat itu. Yang mengherankan adalah biarpun mereka telah mengetahui segala nubuat tentang Mesias itu, bahkan telah ada orang-orang Majus yang datang mencari Raja yang akan datang itu, tetap saja mereka tidak ada seorangpun yang tergerak untuk benar-benar mencari Mesias. Pengetahuan mereka hanyalah menjadi sekedar pengetahuan saja, sekedar barang mati. Hal yang kurang lebih sama dengan kebanyakan para ahli theologia sekarang ini, yang ahli dan hafal sekali tentang firman Tuhan. Tetapi segala pengetahuan itu hanya untuk membuat dogma-dogma baru, melindungi ajaran agama, membuat tembok menara gading disekeliling mereka. Dan esensi yang terpenting, pengamalan akan firman Tuhan, hidup menurut teladan Kristus, tidaklah dilakukan. Tepat sekali yang dikatakan Yesus: "Aku datang untuk orang berdosa", ya, bukan untuk mereka yang mengganggap dirinya sok suci dan benar sendiri.
Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada. Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur. (Matius 2:9-11)
Tidak seperti yang seringkali kita saksikan di sandiwara natal yang bercerita tentang kedatangan orang-orang Majus dikandang tempat Yesus dilahirkan, injil Matius mencatat para orang Majus itu menemukan Yesus disebuah rumah. Kelihatan disini bahwa keluarga Yusuf dan Maria telah pindah tempat, tidak lagi dikandang tempat Yesus dilahirkan itu.
Alkitab tidak mencatat ada berapa banyak orang-orang Majus itu, secara tradisi disebutkan ada 3 orang. Hal ini mungkin karena dilihat persembahan yang mereka berikan, emas, kemenyan, dan mur. Karena adanya tiga macam persembahan sehingga dikatakan orang-orang Majus yang datang itu ada tiga orang. Tiga macam persembahan itupun kemudian dikatakan merupakan simbol yang mempunyai arti tersendiri, emas melambangkan kerajaan, kemenyan melambangkan keilahian, sedang mur melambangkan kematian dan kepahitan.
Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain. (Matius 2:12)
Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku
Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia." Maka Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku." (Matius 2:13-15)
Begitu Yusuf terbangun, segera saat itu juga berangkat menuju ke Mesir seperti yang diperintahkan Tuhan melalui malaikatnya tanpa perlu menunggu kedatangan pagi. Ketaatan dan kecekatan Yusuf berhasil menyelamatkan Yesus. Pelarian dibawah bayangan horror yang mencekam itu sangatlah panjang, melewati perbukitan karang, melewati gurun pasir yang luas. Keluarga Yusuf dan Maria tinggal di Mesir sampai Raja Herodes mati, untuk kemudian kembali ke Israel. Hal yang telah dinubuatkan Nabi Hosea beratus tahun sebelumnya.
Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu. Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: "Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi." (Matius 2:16-18)
Raja Herodes berhasil memerintah Israel karena mendapat dukungan pemerintahan Romawi. Sejarah panjang melalui pengkhianatan terhadap Mark Anthony dan Cleopatra, serta penjilatan yang dilakukan terhadap Octavian, yang kemudian menjadi Kaisar Agustus, berhasil membawa Herodes ketahtanya ini. Orang Israel tidak menyukai Raja Herodes karena menarik pajak yang sangat tinggi, tidak mengindahkan sama sekali hukum-hukum Musa yang menjadi sendi-sendi kehidupan orang Israel, dan juga karena Raja Herodes bukan orang Yahudi. Dalam masa pemerintahannya Raja Herodes bertangan besi, setiap kali muncul pemimpin yang kharismatik pasti akan segera dibasminya karena ketakutan akan menjadi ancaman bagi pemerintahannya.
Sejarahwan Flavius Josephus mencatat Raja Herodes sebagai: He was no king but the cruel tyrant that ever ascended to a throne. He robbed his own people, torture whole communities; almost everyday someone was sentenced to death, even among his friends, his priests and family, including his wife and sons. Sejarah juga mencatat bahkan anak-anaknya sendiri dibunuh oleh Herodes, Aristobulus dan Antipater kedua anaknya itu dibunuhnya karena dianggap mengancam tahtanya pada th 7 dan 4 SM. Kaisar Agustus sambil bergurau mengatakan lebih baik menjadi babi Herodes daripada menjadi anak-anak Herodes.
Alkitab mencatat dua kali terjadi pembunuhan masal terhadap anak-anak usia dua tahun kebawah, yang pertama di Mesir pada waktu kelahiran Musa, sedang yang kedua pada waktu kelahiran Yesus. Dan kedua peristiwa itu tercatat karena motif politik, ketakutan akan munculnya pemimpin yang akan mengancam kejayaan pemerintah waktu itu.
Setelah Herodes mati, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi di Mesir, katanya: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu, sudah mati." Lalu Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya dan pergi ke tanah Israel. (Matius 2:19-21)
Raja Herodes Agung mati pada tahun 4 SM., setelah itu pemerintah Romawi membagi wilayah kekuasaan Herodes diantara anak-anaknya. Herodes Antipas menjadi tetrarch didaerah Galilea dan jalur timur Yordan, Philip menjadi tetrarch di Golan, dan Arkhelaus menjadi ethnarch (pemimpin nasional) didaerah Yudea dan Samaria.
Pada saat Arkhelaus pergi ke Roma untuk dilantik oleh Kaisar Agustus, terjadi gerakan-gerakan pemberontakan. Para pemimpin pemberontakan itu, Yudas, Simon, dan Athronges mengklaim dirinya sebagai mesias. Tentara Arkhelaus tidak berhasil memadamkan pemberontakan itu, barulah setelah Publius Quinctilius Varus, Gubernur Romawi di Siria, turun tangan pemberontakan itu berhasil dipadamkan. Sekitar 2000 orang kemudian disalibkan.
Mungkin karena diwilayah Arkhelaus itu terjadi pemberontakan-pemberontakan yang para pemimpinnya mengklaim dirinya sebagai mesias, sedang Yesus harus dilarikan ke Mesir karena Herodes mendengar dari orang-orang Majus bahwa Yesus lah Mesias itu, maka Yusuf dikatakan menjadi takut pergi ke Yudea.
Tetapi setelah didengarnya, bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, ia takut ke sana. Karena dinasihati dalam mimpi, pergilah Yusuf ke daerah Galilea. Setibanya di sana iapun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret. (Matius 2:22-23)
Sampai disini umumnya kisah Natal itu berhenti, di Nazaret pulalah Yesus tumbuh dan berkembang menjadi dewasa. Tidak tercatat bagaimana kehidupan masa kecil Yesus, tetapi injil Lukas dengan manis mencatat sebagai berikut:
And the child grew; he was filled with wisdom, and the grace of God was upon him. (Luke 2:40, NIV)