Doa Transformasi
Penulis : Herlianto
Dalam dua dasawarsa terakhir, ada kegerakan baru di kalangan kekristenan di benua Amerika yang berimbas juga ke Indonesia.
Pada tahun 1980-an Gerakan Words of Faith yang dikenal dengan prosperity gospel nya dirintis Kenneth Hagin melanda banyak gereja, allah-allah kecil dengan tokohnya Benny Hinn, kemudian disusul ajaran Signs & Wonder dipimpin John Wimbers yang menekankan tanda dan mujizat, ketiga arus gerakan yang biasa dipopulerkan melalui KKR itu memberi dasar timbulnya gerakan yang lebih spektakuler lagi pada medio 1990-an yaitu Toronto Blessing .
Sekalipun gerakan terakhir ini dirintis salah satu gereja Vineyard dari lingkungan Signs & Wonders, John Wimber dan mayoritas dari 600 gereja Vineyard menolak kehadiran Toronto Blessing yang terkenal dengan label tertawa, mabuk dan berjatuhan dalam roh itu sehingga gereja Vineyard di Toronto yang dipimpin John Arnott itu kemudian dikeluarkan dari persekutuan Vineyard. Gelombang Toronto Blessing melanda seluruh dunia termasuk dipopulerkan di Indonesia oleh gereja-gereja yang sudah lebih dahulu terpengaruh wabah Words of Faith dan Signs & Wonders.
Dari gereja-gereja yang biasa mempopulerkan Words of Faith, Little gods, Signs & Wonders, dan Toronto Blessings, kemudian juga dipopulerkan sensasi Akhir Zaman dan Pengangkatan Jemaat pada tahun 1988, 1992 kemudian 1998, dan lebih-lebih pada tahun terakhir ini dipopulerkan sensasi Pembangunan Bait Allah ke-III dan Lembu Merah. Dramatisasi sensasi Akhir Zaman ini memuncak pada tahun Y2K alias tahun 2000. Morris Cerullo sendiri mengatakan tidak mau membuat rencana pada tahun 2000.
Menarik mengamati bahwa dengan slogan all truth is God s truth nya, dalam kerangka menjalankan jaringan pelayanan doa di kalangan gereja-gereja, Jaringan Doa Nasional (JDN) juga ikut dimotori tokoh-tokoh yang biasa mempopulerkan gerakan-gerakan Words of Faith, Signs & Wonders, Toronto Blessings, bahkan Akhir Zaman itu, pada awal milenium ke-III itu ikut menyebarkan gerakan Doa Transformasi sebagai penerus tangan Gerakan Transformasi yang dirintis new prophet & apostle a.l. oleh Peter Wagner, George Ottis, dan Cindy Jacobs, dan Ottis menyutradarai film-film Transformations-I (1999) dan Transformations-II, The Glory Spreads (2001). JDN sendiri menjadi National Prayer Comittee (NPC).
Bila gerakan-gerakan sebelumnya hanya berurusan dengan kebangunan rohani, gerakan Doa Transformasi dipengaruhi semangat transformation New Age, mempopulerkan pembaharuan masyarakat dan negara-negara melalui penakanan Doa dengan para pendoa syafaat (intercessor) menuju pembaharuan dan kesatuan, dan dipercaya bahwa dibawah kepemimpinan tokoh-tokoh New Apostolic di atas yang memuncak pada tahun 2003, dipersiapkan trasformasi masyarakat yang penuh kemuliaan dan kemakmuran. Beberapa slogan Doa Transformasi adalah a.l. doa berjalan (prayer walk), menara doa (prayer tower), konser & sekolah doa, pemetaan spiritual (spiritual mapping), roh teritorial (teritorial spirit), peperangan rohani (spiritual warfare), memberkati kota-kota, dan kemajuan & kemakmuran negara.
Film-film Transformations yang memberi penekanan berlebihan kepada peperangan rohani dengan pendoa syafaatnya tetapi merendahkan salib Kristus itu memang disebarkan secara luar biasa disertai nubuatan-nubuatan bombastis mengenai kemajuan dan kemakmuran negara-negara berkat doa-doa mereka. Anak-anak Tuhan di JDN percaya bahwa doa bersama umat Tuhan akan menatangkan kuasa besar bagi terjadinya transformasi di Indonesia bahkan dikatakan dalam KKR di Denpasar oleh Royandi Hutasoit salah satu tokohnya bahwa pada tahun 2005, 50% penduduk Indonesia akan menjadi kristen. Cindy Jacobs malah menubuatkan Indonesia akan bertobat dan ikan-ikan dari perairan dunia akan mengalir ke perairan Indonesia dan Indonesia akan diberkati dengan berkelimpahan.
Ruyandi Hutasoit salah satu tokoh gerakan Doa Trasformasi tidak tanggung-tanggung pada tahun 2001 mendirikan Partai Damai Sejahtera dan berambisi menjadi presiden pula. Gerakan yang mengandalkan penglihatan dan nubuatan, dan bahwa mujizat Allah bisa dihasilkan melalui doa dan peran pendoa-syafaat itu yakin bahwa Indonesia juga bisa dibangun menjadi maju dan makmur melalui gerakan ini. Partai baru itu cukup cerdik untuk memanfaatkan jaringan doa nasional yang ada sebagai jaringan membangun partainya sehingga lolos verifikasi di 21 propinsi. Bisakah kita membangun negara dan bangsa dengan mengandalkan suatu gerakan doa?